Hujan Abu hingga 80 Kilometer, Bandara Tetap Operasi
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (21/4/2019), pukul 03.21 Wita, erupsi. Tinggi kolom abu sekitar 2.000 meter dari puncak kawah. Meski demikian, Bandara Ngurah Rai tetap beroperasi.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (21/4/2019), pukul 03.21 Wita, erupsi. Tinggi kolom abu sekitar 2.000 meter dari puncak kawah. Meski demikian, Bandara Ngurah Rai tetap beroperasi.
Angin menerbangkan abu vulkanik ke arah selatan-barat daya dan selatan-tenggara mulai sekitar pukul 04.00 Wita sampai sekitar pukul 09.00 Wita. Hari ini merupakan letusan ketiga pada April 2019 setelah 4 April dan 11 April lalu.
Hujan abu dari gunung yang masih berstatus Siaga sejak 10 Februari 2018 itu kali ini turun di enam dari sembilan kabupaten/kota di Bali, yaitu Karangasem, Kabupaten Gianyar, Bangli, Klungkung, Badung, hingga menghujani tipis di sekitar wilayah Kota Denpasar yang jaraknya sekitar 70 kilometer ke arah selatan puncak gunung.
Masyarakat yang tinggal di lingkar Agung hingga Denpasar tidak panik dan tetap beraktivitas. Melalui radio komunikasi Pasebaya Agung serta antarwarga, masyarakat saling bertukar informasi untuk kesiapsiagaan.
Hingga pukul 10.00 Wita masih ada wilayah yang terpapar abu vulkanik Gunung Agung. Bahkan, hujan abu tipis juga mengguyur sekitar Kabupaten Badung berjarak sekitar 80 kilometer dari selatan Gunung Agung.
Pukul 11.00 Wita, manajemen Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, menyatakan bahwa bandara terpapar abu vulkanik. Namun, manajemen bandara tetap mengoperasikan aktivitas penerbangan. ”Bandara tetap beroperasi, tidak terganggu hujan abu vulkanik erupsi Gunung Agung hari ini,” kata Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim.
Bandara tetap beroperasi, tidak terganggu hujan abu vulkanik erupsi Gunung Agung hari ini.
Manajemen Ngurah Rai tetap membuka bandara, dengan pertimbangan di antaranya hasil observasi meteorologi penerbangan (METAR) pada pukul 10.30 Wita tidak menunjukan ada sebaran abu vulkanik di sekitar wilayah bandara.
Meskipun demikian, menurut Arie, manajemen Ngurah Rai tetap meningkatkan kewaspadaan. Apalagi, operasional terminal domestik Ngurah Rai belum berjalan normal secara keseluruhan setelah ada kebakaran pada Jumat (19/4/2019) petang, yang menyebabkan 19 penerbangan terganggu. Terminal domestik dijanjikan semua kembali dibuka pada Selasa (23/4/2019) depan dan sejumlah keberangkatan penerbangan kembali setelah sementara dipindah ke terminal internasional.
Sementara info petugas posko Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung belum mencatat ada pengungsi. Ketua Pasebaya Gunung Agung I Gede Pawana bersama Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Made Renting mengingatkan agar tetap waspada dan sedia masker.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamis Syahbana tetap berkali-kali menyatakan bahwa petugas tidak pernah bisa memastikan kapan akan meletus. ”Semua kehendak gunungnya meski alat-alat sudah terpasang. Aktivitas magmatik Gunung Agung masih aktif,” katanya.
Awal tahun ini, PVMBG memasang sekitar 53 alat untuk memantau aktivitas Gunung Agung. Menurut Devy, alat tersebut membantu para petugas meneliti formula Gunung Agung ini serta memantau aktivitas magma di gunung.
Erupsi terjadi, kata Devy, ketika terjadi kelebihan tekanan (over pressure) akibat fluida magma yang bergerak naik. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat diimbau untuk tidak naik ke puncak. Ia mengimbau pula warga setempat tidak panik. Jangkauan erupsi sampai sekarang masih di dalam radius 4 km.