BARCELONA, RABU — Barcelona tidak sekadar mengalahkan Manchester United, 3-0, di Stadion Camp Nou, Rabu (17/4/2019) dini hari WIB dan lolos ke semifinal Liga Champions. Mereka juga berhasil membebaskan diri dari berbagai ”kutukan” yang selama ini membatasi gerak mereka.
Kemenangan itu mengakhiri frustrasi Barcelona setelah tiga musim terakhir selalu kandas di perempat final. Sejak musim 2015-2016, mereka disingkirkan di perempat final oleh Atletico Madrid, Juventus, dan AS Roma. Pada babak semifinal nanti, mereka akan menghadapi Liverpool atau Porto.
Selain itu, dua pemain, yakni Lionel Messi dan Philippe Coutinho, juga terbebas dari tekanan. Messi akhirnya bisa mengatasi paceklik golnya di laga perempat final, sedangkan Coutinho menjawab keraguan fans Barcelona dengan mencetak sebuah gol indah.
Messi mengawali mimpi buruk MU malam itu. Pemain asal Argentina itu mencetak dua gol pada menit ke-16 dan ke-20. Lewat dua gol itu saja, Messi sudah menutup kans MU lolos ke semifinal karena pada laga pertama di Stadion Old Trafford, MU sudah kalah 0-1. MU sulit membuat keajaiban seperti saat mengalahkan Paris Saint-Germain, 3-1.
Selain meloloskan timnya ke semifinal, Messi pantas lega mendapat kembali ketajamannya. Sejak April 2013, Messi menjalani 12 laga perempat final Liga Champions tanpa bisa mencetak gol.
”Saya beruntung tendangan keras saya berbuah gol pertama. Saat mencetak gol kedua, saya butuh keberuntungan lebih banyak,” ujar Messi setelah tendangannya lolos dari dekapan kiper MU, David de Gea.
Kebuntuan Messi dalam mencetak gol pada setiap laga perempat final Liga Champions memang membuat penasaran. Ia sangat produktif ketika tampil pada babak atau kompetisi lain. Musim ini saja, Messi sudah mengoleksi total 45 gol dalam 41 laga di semua kompetisi. Sebanyak 10 gol di antaranya ia cetak di Liga Champions.
Aksi Coutinho
Messi beruntung masih bisa tampil bagus dan konsisten pada laga lainnya di luar laga perempat final Liga Champions. Kondisi berbeda dialami Coutinho yang kesulitan memperlihatkan kemampuannya sejak awal musim sejak didatangkan dari Liverpool.
Pemain asal Brasil ini semula berharap menjadi pemain pilar di Barcelona. Namun, Coutinho jarang dimainkan oleh Pelatih Barcelona Ernesto Valverde, dan ketika dimainkan malah kerap tampil buruk. Ia pun diragukan bisa menjadi penerus peran Andres Iniesta dan mendapat banyak kritik dari para pendukung.
Namun, pada laga kontra MU itu, Coutinho menciptakan gol indah dengan menendang bola dari luar kotak penalti. Bola melesat ke arah tiang jauh dan tidak bisa dijangkau De Gea. Barcelona pun unggul 3-0 dan kemenangan mereka lebih sempurna.
Coutinho tidak mampu menyembunyikan kepuasannya setelah mencetak gol tersebut. Ia kemudian menghadap ke arah tribune penonton dan menutup kedua lubang telinga dengan jarinya. Dengan gestur itu, ia ingin memberikan kode kepada para pendukung bahwa ia tidak menggubris komentar-komentar negatif terhadap dirinya.
Fokus di Liga
Dengan kekalahan ini, MU tidak punya pilihan selain fokus menyelesaikan misi finis di peringkat empat besar Liga Inggris agar bisa kembali tampil di Liga Champions musim depan. Mereka kini masih berada di peringkat keenam dengan 64 poin dan harus bisa memenangi lima laga tersisa. Tidak mudah karena MU masih harus menghadapi Manchester City dan Chelsea.
”Kami masih ingin tampil di Liga Champions dan sekarang kami harus fokus melihat ke depan,” kata Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer, seperti dikutip laman BBC.
Menurut dia, kekalahan dari Barcelona ini tidak perlu terlalu lama disesali karena kualitas Messi dan kawan-kawan masih jauh di atas mereka.
Kekalahan itu, ujar Solskjaer, justru menjadi pemacu semangat bagi mereka untuk bisa sejajar dengan Barcelona. Pekerjaan itu pun tidak bisa selesai dalam semalam.
”Kami harus kembali membangun tim, mulai dari pelatih hingga pemain. Semua itu bisa dilakukan pada musim panas nanti. Beberapa tahun lagi, kami bisa sejajar dengan Barcelona,” ujarnya. (AP/AFP)