PORTO, RABU — FC Porto, salah satu tim tertajam di Liga Champions, berubah tumpul ketika menghadapi Liverpool. Senjata utama mereka, penyerangan, tersengat dan tidak berdaya menghadapi kekuatan trisula ”The Reds”, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Liverpool lolos ke semifinal Liga Champions dalam dua musim beruntun setelah unggul agregat 6-1 atas FC Porto. Kelolosan tersebut dipastikan lewat kemenangan besar skuad asuhan Juergen Klopp itu, 4-1, di markas Porto, Estadio Do Dragao, pada leg kedua perempat final, Kamis (18/4/2019) dini hari WIB.
Dalam laga itu, Porto, pencetak rata-rata tiga gol per laga di Liga Champions musim ini, langsung menyerang intens sejak awal. Dengan formasi 4-3-3, trio penyerang Moussa Marega, Jesus Corona, dan Yacine Brahimi beberapa kali mengancam gawang Liverpool dalam setengah jam pertama.
”Saya sudah bilang awalnya akan sulit. Mereka bermain dengan umpan panjang memanfaatkan keunggulan fisik. Hal itu membuat pemain bertahan kami agak berhati-hati agar tidak menciptakan pelanggaran yang memberi tendangan bebas atau penalti,” ucap Klopp.
Namun, terlalu fokus menyerang, tuan rumah dihukum oleh serangan balik The Reds. Pada menit ke-26, Mane yang memanfaatkan umpan Salah di depan gawang berhasil membuka keunggulan.
Pertahanan Liverpool yang dipimpin Virgil van Dijk memang mampu menghalangi tuan rumah mencetak gol. Namun, gol Mane membuat Porto kehilangan harapan dan semangat.
Sejak gol tersebut, Porto terbebani gol tandang. Marega dan rekan-rekan membutuhkan empat gol untuk bisa lolos ke semifinal. Energi mereka terlihat menurun drastis dibandingkan awal laga.
Klopp mengembalikan kekuatan trisula Liverpool pada babak kedua. Dia memasukkan Roberto Firmino yang memulai laga dari bangku cadangan, menggantikan Divock Origi. ”Saya memasukkan Bobby (Firmino) dan Henderson karena tidak mampu menahan tekanan pada 30 menit pertama,” ucap Klopp.
Keberadaan trisula Mane-Firmino-Salah menambah petaka tuan rumah. Salah menggandakan keunggulan pada pertengahan babak kedua. Porto sempat mengejar lewat satu gol Eder Militao, tetapi Firmino mengandaskan harapan tuan rumah setelahnya lewat gol sundulan.
Ketajaman Porto kehilangan tajinya dini hari tadi. Mereka, yang menjadi tim ketiga tersubur di Liga Champions sebelum laga ini, kewalahan karena harus mengatasi serangan balik cepat dari trisula The Reds.
Pelatih Porto Sergio Conceicao mengakui, skuadnya kalah tajam. ”Liverpool hanya membuat empat tendangan ke gawang, tetapi semuanya menjadi gol. Itu yang memperlihatkan kualitas tim mereka. Liverpool adalah tim yang sangat kuat,” ujarnya memuji.
Trisula Mane-Firmino-Salah merupakan lambang konsistensi Liverpool di Liga Champions yang musim lalu mencapai final. Dalam dua musim terakhir, ketiganya total mencatatkan 42 gol dan 16 asis, Firmino (14 gol, 8 asis), Mane (14 gol, 2 asis), dan Salah (14 gol, 6 asis), di kompetisi tertinggi ”Benua Biru” tersebut.
Pencapaian tersebut cukup membuat mereka mendapatkan predikat trio penyerang tertajam di Eropa. Menurut Mane, kesuburan trio itu berasal dari semangat tim yang luar biasa. ”Semangat tim begitu hebat. Kami tidak pernah menyerah dan selalu meraih kemenangan bersama,” ucapnya.
Di semifinal, Liverpool akan bertemu dengan lawan berat, FC Barcelona. Trisula The Reds akan menghadapi trio dari Catalan, Lionel Messi, Luis Suarez, dan Philippe Coutinho. Selain pertarungan lini depan, laga ini cukup emosional bagi Suarez dan Coutinho. Mereka merupakan mantan pemain Liverpool.
Mantan penyerang Liverpool, Robbie Fowler, mengatakan, skuad asuhan Klopp itu berpeluang besar memenangi partai semifinal. ”Tidak perlu diragukan, Barcelona memang brilian dengan pemain luar biasa. Namun, lini serang Liverpool memberikan harapan besar,” ujarnya. (REUTERS/UEFA.COM)