Risma Perlu Waktu 4 Menit untuk Mencoblos Lima Surat Suara
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggunakan hak pilihnya di TPS 001 Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/4/2019). Risma membutuhkan waktu sekitar empat menit untuk mencoblos lima surat suara.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggunakan hak pilihnya di TPS 001 Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/4/2019). Risma membutuhkan waktu sekitar empat menit untuk mencoblos lima surat suara.
Risma datang ke TPS yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya pukul 07.10 bersama suaminya, Djoko Saptoadji. Setiba di TPS, Risma menunggu sejenak sambil bercengkerama dengan warga yang antre memilih.
Presiden Asosiasi Pemda Se-Asia Pasifik ini masuk ke bilik suara sekitar pukul 07.55. Sebagai warga Surabaya, Risma mendapatkan lima kertas suara, yakni untuk Presiden-Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Jatim, dan DPRD Kota Surabaya.
Selama mencoblos, Risma membutuhkan waktu selama 04.30 menit mulai dari mencoblos di bilik suara hingga mencelupkan tinta di jari kelingking. ”Agak ribet juga karena kertasnya besar, pilihannya banyak,” ujar Risma.
Pada beberapa simulasi, pemilih membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mencoblos. Bagi Risma yang hanya membutuhkan waktu sekitar empat menit, ada rahasia khusus yang dibagikan kepada pemilih.
Risma mengatakan sudah punya siasat agar tidak terlalu lama berada di bilik suara. Strategi yang disiapkan adalah menentukan siapa yang akan dipilih agar bisa langsung mencoblos seusai membuka surat suara.
”Kan, sudah tahu siapa yang mau dipilih. Kemudian soal lipatnya itu ada bekasnya, jadi mengikuti lipatan sebelumnya, jadi enggak terlalu lama,” kata perempuan kelahiran Kediri tersebut.
Risma bersyukur melihat antusiasme warga di sekitar kediamannya yang sejak pagi sudah mendatangi TPS untuk menyalurkan hak pilih. Apalagi, anak-anak milenial di sekitar rumahnya juga turut aktif menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
”Saya bersyukur anak-anak muda di sini bisa aktif berperan serta pada pesta demokrasi ini,” ucap Risma.
Dia pun mengajak warga Surabaya untuk tidak golput pada Pemilu 2019. Menurut dia, golput hanya dilakukan oleh orang yang kebingungan menentukan pilihannya. Apalagi, katanya, dari calon pemimpin yang bersedia, pasti ada yang dirasa lebih baik dan memang layak untuk dipilih.
Saya bersyukur anak-anak muda di sini bisa aktif berperan serta pada pesta demokrasi ini.
”Sebetulnya golput itu hanya untuk orang bingung. Siapa pun calonnya, kita harus bisa memutuskan. Memang pasti ada jelek ada baik, ada buruk ada bagus, tetapi kan ada yang lebih baik pasti,” ujar Risma.
Kepada calon presiden terpilih, dia berharap agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Risma khawatir, jika kesejahteraan tidak diperhatikan, akan timbul gejolak-gejolak di tengah masyarakat.
Kesejahteraan warga meningkat
”Saya berharap terutama kesejahteraan warga bisa lebih ditingkatkan. Karena kalau kesejahteraan warga tidak segera ditingkatkan, akan banyak sekali gejolak,” katanya.
Risma turut mengimbau masyarakat Surabaya untuk bisa menerima apa pun hasil pemilihan presiden dan wakil presiden. ”Kita harus belajar menerima apa pun yang terjadi karena pasti ada hikmah di balik itu semua. Tuhan berkehendak. Mari kita terima semua dengan lapang dada dan kita kembali melanjutkan untuk hidup yang lebih baik lagi,” ucapnya.