JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, unggul sementara atas pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Hingga pukul 15.48, hitung cepat Litbang Kompas mencatat, Jokowi-Amin memperoleh 55,06 persen suara.
Dari 53,95 persen data yang masuk di Litbang Kompas, pasangan Jokowi-Amin unggul 55,06 persen. Sementara itu, pasangan Prabowo-Sandi memperoleh suara sebesar 44,94 persen. Selisih suara antara kedua pasangan calon sebesar 10,12 persen.
Peneliti senior Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, mengatakan, selama menggelar 14 kali hitung cepat, angka tersebut kemungkinan sulit untuk terkejar. ”Selisihnya hingga lebih dari 10 persen. Ini biasanya sudah stabil,” ujar Bestian, Rabu (17/4/2019), di Jakarta.
Selama menggelar 14 kali hitung cepat, angka tersebut kemungkinan sulit untuk terkejar. Selisihnya hingga lebih dari 10 persen. Ini biasanya sudah stabil.
Meskipun demikian, Bestian melihat kubu Prabowo telah memberikan dukungan yang luar biasa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan jumlah suara Jokowi yang hanya naik 2 persen dibandingkan Pemilu 2014.
Pada 2014 lalu, jumlah suara Jokowi mencapai 53,15 persen, sedangkan Prabowo sebanyak 46,85 persen. Melihat kinerja Jokowi yang dipandang baik selama 4,5 tahun, seharusnya ia dapat memperoleh suara di atas 60 persen.
Kepala Pusat Data Hitung Cepat Pemilu Litbang Kompas Gianie mengatakan, data yang diperoleh saat ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan hasil lembaga survei lain. ”Kami harap hasil yang diperoleh Litbang Kompas tidak jauh berbeda dengan hasil rekapitulasi data yang diperoleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti,” katanya.
Menurut Gianie, berdasarkan pengalaman melakukan survei sebelumnya, besaran suara yang diperoleh pasangan calon yang berkontestasi tidak akan jauh berbeda ketika jumlah suara yang masuk telah berada di atas 50 persen.
Litbang Kompas mengadakan hitung cepat (quick count) untuk Pemilu 2019. Hitung cepat dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang dipilih secara acak dengan metode statistik.
Sampel hitung cepat diambil dari 2.000 TPS yang tersebar di 34 provinsi. Simpang kesalahan diperkirakan kurang dari 1 persen dengan tingkat kepercayaan 99 persen.