Sekitar 21 tahun silam, dalam laga ekshibisi tur Eropa, seorang remaja Jerman yang bertubuh kurus dan tinggi mempermalukan gabungan pebasket bintang NBA, seperti Charles Barkley, Jason Kidd, dan Scottie Pippen. Anak muda itu mencetak 52 poin. Namanya Dirk Nowitzki.
Sepulang dari Jerman ke Amerika Serikat, Barkley dan Pippen tak henti membahas Nowitzki. ”Saya mendengar nama itu pertama kali dari Barkley dan Pippen, saat bekerja di Phoenix Suns. Mereka mengagumi bocah itu, tetapi tidak bisa mengeja namanya, Numinski, Rumanski,” kata Manajer sekaligus Presiden Operasional Basket Dallas Mavericks, Donnie Nelson.
Setahun kemudian, Nowitzki yang baru berusia 19 tahun direkrut ke Mavs oleh Nelson. Setelah itu, sisanya hanya sejarah. Dia membawa satu gelar juara ke kota Dallas, serta pencapaian pribadi satu gelar MVP, 14 kali masuk tim NBA All-Star, dan berada di peringkat ke-6 pencetak poin terbanyak sepanjang masa (31.560 poin).
Setelah 21 tahun, pemain berposisi center dan power forward tersebut memutuskan musim ini sebagai akhir dari perjalanannya di NBA. Tidak lolosnya Mavs ke play off, menyudahi karier Nowitzki yang bersamaan dengan usainya musim reguler.
”Seperti kalian perkirakan, ini adalah laga kandang terakhir saya. Saya tahu tahun ini sangat sulit dari segi fisik. Tetapi, kalian selalu mendukung. Terima kasih atas dukungan selama 21 tahun,” ucap Nowitzki yang terharu saat pidato perpisahan di America Airlines Center, Dallas, Texas, AS, dikutip laman resmi NBA, Rabu (10/4/2019) waktu Indonesia.
Di balik pencapaiannya, Nowitzki merupakan seorang pembuka jalan pemain Eropa di NBA. Pemain dari ”Benua Biru” yang selama ini terlihat tidak seatletis pemain Amerika Serikat, tidak banyak mendapat tempat sebelum kedatangannya. Kala itu, jangankan bermain, mengeja nama pemain Eropa saja sudah sangat sulit, dengan tumpukan konsonan.
Dengan tubuh setinggi 2,13 meter dan berat 111 kilogram, Nowitzki hanya mampu meloncat setinggi 25-30 inci (63,5-76,2 cm). Kemampuan atletis itu tertinggal jauh dari center era 1970-an, Wilt Chamberlain, yang menjulang 2,15 meter dan mampu meloncat nyaris dua kali lipat, 48 inci atau 121,92 cm.
Namun, atletisme itu mampu diganti dengan kepintaran bermain dan tembakan jarak jauh Nowitzki. Hal itu membuka kesempatan pemain Eropa lain untuk bermain di NBA.
Sekarang, center dari Eropa mendominasi liga basket terbesar di AS. Bleacher Report menyebutkan, 7 dari 15 center terbaik di NBA merupakan pemain Eropa. Mereka di antaranya, Nikola Vucevic, Nikola Jokic, dan Jonas Valančiūnas.
”(Dirk Nowitzki) sangat besar bagi banyak pemain yang bermain di luar AS, khususnya pemain bertubuh besar dari Eropa. Ketika dia pertama kali datang, orang berpikir apakah akan ada tempat untuknya. Namun, setelah itu, dia mampu mengubah permainan di NBA. Dia membuka pintu bagi banyak pemain Eropa untuk datang dan bermain,” sanjung Vucevic yang bermain di Orlando Magic.
Tembakan mustahil
Ciri khas paling populer dari Nowitzki adalah tembakan mundur dari garis tiga poin. Meski tubuhnya tinggi menjulang dan terlihat kaku, dia mampu menghasilkan 1.982 kali tiga poin sepanjang kariernya. Juga, berada di peringkat ke-11 sebagai penembak tiga poin terbanyak sepanjang masa, bersaing dengan para point guard dan shooting guard.
Gaya mainnya ikut berdampak pada modernisasi center di NBA. Sebelum kedatangannya, center yang baik harus bertubuh besar untuk rebound bola dan beradu kuat di bawah ring. Contohnya saja, Shaquille O’Neal, center legenda AS.
Namun, sekarang pemain center harus mampu menembak dari perimeter ataupun tiga poin. Tidak hanya diikuti center Eropa seperti Jokic, kemampuan menembak dari segala posisi itu juga menjadi senjata utama center terbaik AS, Anthony Davis di New Orleans Pelicans, dan Joel Embiid di Philadelphia 76ers.
”Ketika saya pertama kali bermain basket, pelatih saya memberikan kaset Dirk. Saat itu pertama kali saya melihat tembakan mundurnya. Ketika saya bermain, saya mengetahui sangat menyukai gerakan itu,” kata Embiid yang melakukan rata-rata 3,2 percobaan tiga poin setiap gim musim ini.
Meski kehilangan salah satu pemain Eropa terbaik sepanjang masa, Mavs masih memiliki dua pemain berbakat lainnya untuk musim depan. Mereka menaruh harapan kepada Luka Doncic dan pemain baru Kristaps Porzingis.
Pebasket Eropa sekarang tinggal menikmati kejayaan di tanah AS, setelah seorang Dirk membuka jalan yang sebelumnya terlihat mustahil itu. Selain pebasket, penggemar basket tampaknya harus berterima kasih kepada Dirk karena sudah diberikan kesempatan melihat variasi permainan indah dan determinasi tingginya.