ULAN BATOR, KOMPAS – Dua pecatur Indonesia GM Susanto Megaranto dan WGM Medina Warda Aulia mengukir sejarah catur Indonesia, Senin (15/4/2019) di Ulan Bator, Mongolia. Keduanya menjadi juara Eastern Asia Chess Championships dan lolos ke Piala Dunia Catur bersamaan.
Wartawan Kompas Emilius Caesar Alexey melaporkan dari Ulan Bator, kemenangan Medina disambut sorak sorai para pemain dan ofisial Indonesia, karena belum pernah meloloskan dua pecatur putra-putri bersamaan ke Piala Dunia. Keberhasilan itu lebih dramatis karena diraih melalui play off.
”Saya bahagia dapat memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Ini adalah pertama kalinya saya lolos ke Piala Dunia Catur,” kata Medina.
Pada babak kesembilan, Medina mengalahkan WFM Turmunkh Munkhzul (Mongolia) yang sebelumnya menjadi pemuncak klasemen. Pada laga lainnya, IM Bakhuyag Munguntuul (Mongolia) menang atas WGM Hoang Thi Bao Tram (Vietnam).
Dengan hasil itu, Medina, Munguntuul, dan Munkhzul meraih nilai tujuh, dengan Medina berhak atas posisi pertama. Berdasarkan aturan lomba, jika ada dua atau lebih pemain dengan nilai sama, pemain urutan satu dan dua harus menjalani laga play off.
Laga play off digelar berupa dua babak catur cepat 15 menit. Dalam dua laga itu, Medina selalu unggul posisi, tetapi Munguntuul dapat memaksakan hasil remis.
Hasil itu membuat juri memainkan babak sudden death berupa catur kilat 5 menit. Medina yang memainkan buah putih berulang kali memaksakan pertukaran perwira dan menekan posisi Munguntuul. Dalam posisi tertekan, lawannya berpikir terlalu lama dan kehabisan waktu.
”Kemenangan Medina melengkapi keberhasilan Susanto yang lebih dulu meraih tiket ke Piala Dunia. Hal itu membuat kami gembira karena sejarah baru di dunia catur Indonesia telah terukir,” kata Retno Artsanti, Ketua Tim Indonesia dan perwakilan Japfa sebagai sponsor.
Sebelumnya, Susanto memastikan diri lolos ke Piala Dunia setelah memenangi babak kesembilan melawan Sumiya Bilguun. Sehari sebelumnya, dia mengalahkan Urtnasan Nasanjargal dari Mongolia.
Susanto sempat unggul pada pertengahan laga, tetapi Bilguun menyeimbangkan keadaan dan hampir memaksakan remis. Susanto yang masih memiliki satu benteng akhirnya memaksa Bilguun untuk menyerah.
Susanto menempati posisi pertama dengan 7 poin dan lolos ke Piala Dunia. Satu tiket lain diperebutkan Sugar Gan-Erdene (Mongolia) dan Van Huy Nguyen (Vietnam) yang juga meraih 7 poin. Babak play off kemudian dimenangi Gan-Erdene.
Bagi Susanto, tiket ke Piala Dunia adalah yang ketiga setelah tahun 2007 dan 2010.
”Kerja keras saya terbayar sudah. Penantian selama sembilan tahun akhirnya berakhir. Saya harus berlatih lebih keras agar meraih hasil lebih bagus di Piala Dunia Catur mendatang,” kata Susanto.
Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem, prestasi para pecatur Indonesia kali ini luar biasa karena berhasil merebut dua dari tiga tiket ke Piala Dunia.
”Semula, kami hanya menargetkan satu tiket pada kategori putri. Namun, Susanto juga membuktikan diri masih menjadi pecatur yang terbaik di zona ini,” kata Kristianus.
Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi mengatakan, Susanto dan Medina harus berlatih keras agar dapat meraih prestasi terbaik pada Piala Dunia. Mereka harus membuat dunia memperhitungkan kemampuan pecatur Indonesia.
”Indonesia harus mampu mencuri perhatian dunia catur kembali. Utut Adianto pernah melakukannya, Samantha Edithso juga pernah, kini giliran Susanto dan Medina,” kata Eka.