Ratusan Mahasiswa Ma Chung Jadi Pemantau Pemilu 2019
Ratusan mahasiswa Universitas Ma Chung di Malang, Jawa Timur, diterjunkan menjadi pemantau Pemilu 2019. Gerakan ini menjadi bagian dari kontribusi nyata akademisi dalam mengawal proses demokrasi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS – Ratusan mahasiswa Universitas Ma Chung di Malang, Jawa Timur, terjun sebagai pemantau pada Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019) esok. Para akademisi itu ingin berkontribusi nyata dalam mengawal proses demokrasi.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur akhir pekan lalu merilis pengumuman perekrutan tenaga sukarelawan dari warga masyarakat, untuk ikut menjadi tenaga pemantau Pemilu. Ada 30 lembaga pemantau Pemilu dinyatakan telah terakreditasi, salah satunya adalah Universitas Ma Chung.
Universitas Ma Chung menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menjadi lembaga pemantau. Kampus tersebut juga mengirim jumlah personil terbanyak untuk memantau pemilu di Kota Malang. Ada 365 mahasiswa disiapkan menjadi tenaga pemantau di pemilu.
Menurut Felik Sad Windu Wisnu Broto, selaku koordinator pemantau Universitas Ma Chung, keterlibatan kampusnya sebagai pemantau di Pemilu memiliki tujuan ikut serta mengawal demokrasi. “Ini sebagai bentuk perwujudan visi dan misi universitas. Universitas Ma Chung memiliki visi memuliakan Tuhan melalui akhlak, pengetahuan, dan kontribusi nyata sebagai insan akademik yang berdaya cipta. Menjadi pemantau inilah bentuk kontribusi nyata kami,” kata Felix, Selasa (16/04/2019).
Felix menambahkan, sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya ia dan timnya turut menyumbangkan tenaga dalam mengawalnya pesta demokrasi tersebut.
Devina Putri Arindya, salah satu pemantau dari Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung mengatakan bahwa, menjadi pemantau adalah pengalaman pertamanya. Motivasinya menjadi pemantau adalah ingin memiliki pengalaman baru.
“Saya ikut mendaftar menjadi pemantau untuk mencari pengalaman baru, sekaligus ingin membuktikan kesaksian dari teman saya bahwa jadi pemantau itu menantang. Teman saya tahun lalu jadi pemantau di pilkada. Pergi ke TPS untuk berkomunikasi dengan warga sekitar, dengan saksi, dengan petugas kemanan, dan tentunya untuk memantau jalannya pemungutan suara. Suatu hal yang menantang dan sepertinya menyenangkan,” kata Devina dengan semangat.
Muhammad Faris Abdul Aziz, Staf Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Malang, membenarkan bahwa Universitas Ma Chung menjadi salah satu lembaga pemantau Pemilu di Kota Malang.
“Di Kota Malang ada 62 perguruan tinggi. Ma Chung adalah satu-satunya perguruan tinggi yang mengirimkan banyak personil dalam pemantauan. Dan kami senang sekali karena Universitas Ma Chung termasuk perguruan tinggi yang aktif di dalam pemantauan. Tahun lalu Universitas Ma Chung menjadi satu-satunya universitas yang terlibat di dalam pemantauan pilkada,” kata Faris.