MONTE CARLO, SENIN — Novak Djokovic mencoba bangkit di Monte Carlo, Monako, setelah mendapat hasil mengecewakan dalam dua turnamen ATP Masters 1000 terakhir, Miami dan Indian Wells. Meski demikian, Djokovic menyadari, peluang petenis lain untuk juara di lapangan tanah liat lebih kecil dibandingkan Rafael Nadal.
Mendominasi persaingan tenis putra sejak menjuarai Wimbledon 2018, hingga kembali ke puncak peringkat dunia, penampilannya menurun setelah menjuarai Australia Terbuka, Januari. Dia tersingkir pada babak ketiga Indian Wells Masters dan babak keempat Miami Masters, Maret.
”Itu biasa terjadi dalam olahraga. Saya kecewa karena sebenarnya permainan saya semakin baik. Namun, itulah hasilnya. Saya hanya harus terus mencoba dan mencari sisi positif dari kekalahan itu,” kata Djokovic, dikutip dari laman resmi ATP, Senin (15/4/2019).
Monte Carlo Masters, turnamen Masters pertama di lapangan tanah liat pada setiap musim, menjadi target Djokovic untuk kebangkitannya. Petenis Serbia itu punya hal-hal positif untuk mendukung penampilannya.
Bagi Djokovic, bermain di Monte Carlo Masters sama seperti tampil di rumah sendiri. Hal itu karena Djokovic bersama istri dan dua anaknya memiliki rumah di Monte Carlo. Dia juga terbiasa berlatih di Monte Carlo Country Club saat berada di rumah.
”Senang sekali bertanding di rumah sendiri. Sudah 15 tahun tempat ini menjadi tempat tinggal dan latihan saya. Turnamen Monte Carlo juga menjadi favorit saya dan saya tak sabar untuk segera bertanding,” tutur Djokovic yang ditempatkan sebagai unggulan teratas. Mendapat bye pada babak pertama, lawan pertamanya adalah pemenang Taro Daniel melawan Philipp Kohlschreiber.
Senang sekali bertanding di rumah sendiri. Sudah 15 tahun tempat ini menjadi tempat tinggal dan latihan saya. Turnamen Monte Carlo juga menjadi favorit saya dan saya tak sabar untuk segera bertanding. (Novak Djokovic)
Sebelum tampil pada nomor tunggal, Djokovic akan bertanding di ganda putra, berpasangan dengan adiknya, Marko Djokovic.
Djokovic juga memiliki faktor pendukung lain untuk bangkit di Monte Carlo. Dalam daftar pemain aktif, persentase kemenangan di tanah liat hanya kalah dari Nadal. Djokovic memiliki persentase kemenangan 79 persen, di bawah Nadal dengan 92 persen.
Meski tak menjadi lapangan favoritnya, tanah liat telah memberi Djokovic gelar juara, yaitu di Monte Carlo 2013 dan 2015; Madrid 2011 dan 2016; Roma 2008, 2011, 2014, dan 2015; serta Perancis Terbuka 2016.
”Lapangan tanah liat di sini mungkin yang paling lambat dan besar dalam tur. Kemampuan semua petenis akan dites secara maksimal, tetapi untuk itulah kami berada di sini,” ujar Djokovic.
Ditempatkan pada paruh atas undian, Djokovic bergabung bersama tiga unggulan, yaitu Dominic Thiem (4), Stefanos Tsitsipas (6), dan Karen Khachanov (8). Pada paruh bawah, juara 11 kali Monte Carlo Masters, Nadal, bersaing dengan Alexander Zverev (3), Kei Nishikori (5), dan Marin Cilic (7).
Meski yakin bisa bangkit di Monte Carlo, Djokovic menyebut, Nadal tetap menjadi favorit juara di Monte Carlo dan turnamen tanah liat lainnya. ”Jika kondisinya fit, Rafa sudah pasti menjadi nomor satu di lapangan ini. Di bawah Nadal, persaingan sangat terbuka. Zverev dan Dominic bisa menjadi pesaing kuat,” tutur Djokovic.
Dari babak pertama yang berlangsung pada hari Senin, kemenangan diraih unggulan ke-10, Daniel Medvedev dan Marco Cecchinato. Sehari sebelumnya, Borna Coric (9), Stan Wawrinka, dan Grigor Dimitrov juga melaju ke babak kedua.