JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mebel dan kerajinan berbasis kayu dan rotan di Aceh menargetkan dapat mengekspor produk mereka pada 2020. Lahan seluas 4 hektar disiapkan di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, sebagai sentra industri mebel berbasis kayu dan rotan.
”Rotan Aceh tidak lagi keluar dalam bentuk mentah, tetapi bisa diolah di Aceh, bahkan bisa diekspor langsung dari Aceh,” kata Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Aceh Razali Idris saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (14/4/2019).
Apalagi, menurut Razali, posisi Aceh lebih mendukung di sisi ekspor karena secara geografis lebih dekat dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. ”Kami mengusahakan pada tahun depan ekspor perdana dapat dilakukan langsung dari Aceh. Apalagi pelabuhan ekspor di Aceh Timur baru saja diresmikan,” katanya.
Razali mengatakan, HIMKI Aceh telah menyusun rencana kerja pengembangan industri mebel dan kerajinan berbahan kayu, rotan, dan lainnya menuju ekspor.
”Ada lahan 4 hektar di kawasan industri Aceh untuk industri mebel kayu rotan, tersebut,” ujarnya.
Dia mengatakan, mesin-mesin pengolahan milik masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah yang sudah ada dapat menopang kapasitas industri mebel kayu rotan di KIA Ladong. Adapun peningkatan keterampilan perajin Aceh dapat dikerjasamakan dengan Cirebon dan Jepara.
”Untuk soal tenaga kerja di Aceh tidak ada kendala. Kami kolaborasi dengan Cirebon, Jepara, dan Aceh,” kata Razali.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal HIMKI Abdul Sobur menyampaikan, upaya membesarkan industri mebel dan kerajinan adalah keniscayaan. Industri mebel membuka lapangan kerja dan menyumbang devisa. ”Industri mebel dan kerajinan tahun ini punya target 3 miliar dollar AS, yang terdiri dari 2 miliar dollar AS untuk mebel dan 1 miliar dollar AS untuk kerajinan,” katanya.
Menurut Abdul Sobur, dengan dukungan masif pemerintah, pihaknya optimistis industri mebel Indonesia dapat menyusul Malaysia yang telah mengekspor 2,5 miliar dollar AS. ”Dalam 5-10 tahun mendatang dapat mendekati atau menyamai Vietnam yang ekspornya pada 2018 sudah mencapai 9,3 miliar dollar AS,” ujar Abdul.
Dukungan pemerintah tersebut antara lain berupa pemangkasan regulasi yang menghambat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam beberapa kesempatan mendorong pelaku industri di berbagai sektor memanfaatkan potensi ekspor ke Australia. Ekspor kayu dan mebel ke Australia pada 2018 tercatat 214,9 juta dollar AS. (CAS)