Buku Cerita untuk Anak-anak di Daerah Bencana Diluncurkan
Buku kumpulan cerita untuk anak-anak berjudul “Memetik Keberanian” diluncurkan di Makassar, Sulsel. Buku ini hadir untuk menyentuh anak-anak korban bencana dengan literasi.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Buku kumpulan cerita untuk anak-anak berjudul Memetik Keberanian diluncurkan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (15/4/2019). Kumpulan cerita ini lahir dari kepedulian sejumlah penulis yang melihat pentingnya menyentuh anak-anak korban bencana dengan literasi.
Inisiatif menulis buku cerita anak-anak dimulai dari Ideaksi, komunitas yang berisi orang-orang dari berbagai latar belakang profesi yang semula ingin melestarikan wayang Sasak di Lombok. Saat bencana gempa di Lombok terjadi, komunitas ini kemudian aktif membantu penyintas bencana.
”Setelah berjalan beberapa waktu dan bencana di Palu terjadi, kami juga aktif di Palu. Lalu, akhirnya kami melihat bahwa anak-anak yang juga jadi korban bencana kurang tersentuh. Kami berpikir melakukan sesuatu dengan bentuk literasi dan lahirlah ide membuat buku kumpulan cerita anak-anak ini,” tutur Muhary Wahyu Nurba, aktivis literasi yang juga penggagas Ideaksi.
Kami tak berbicara kesedihan. Intinya, kami ingin membangun semangat persaudaraan dan kekuatan menghadapi persoalan.
Ide ini kemudian ditawarkan kepada sejumlah pihak, terutama penulis yang ingin menyumbangkan cerita dengan sukarela, melalui media sosial Facebook. Ide ini mendapat banyak respons, termasuk dari PT Mars Simbyoscience, perusahaan yang bergerak di sektor budidaya, industri, serta penelitian dan pengembangan kakao dan perikanan.
Sejumlah kelompok dan lembaga lain juga ikut terlibat, seperti Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (Bakti) dan Ikatan Alumni Australia di Sulsel.
”Kami menerima sampai lebih dari 70 tulisan dalam waktu beberapa bulan. Lalu, kami seleksi hingga menjadi 28 tulisan. Buku ini kami batasi dalam diksi cita-cita, impian masa depan, dan harapan. Kami tak berbicara kesedihan. Intinya, kami ingin membangun semangat persaudaraan dan kekuatan menghadapi persoalan,” kata Muhary.
Budayawan Sulsel, Alwy Rahman, salah satu pembicara dalam diskusi yang menjadi rangkaian peluncuran buku, mengatakan, pendekatan khusus pada anak-anak yang menjadi korban bencana memang penting karena selama ini, dalam berbagai bencana dan konflik, anak-anak seperti jadi warga kelas dua. Jangankan dalam soal kebutuhan pendidikan, dalam soal kebutuhan harian, anak-anak di pengungsian kerap terabaikan.
”Maka, pendekatan termasuk dengan bentuk literasi ini menjadi sesuatu yang penting. Kumpulan cerita ini ditulis dengan jenjang keterbacaan tinggi. Kalimat sederhana, diksi keseharian, dan alur imajinatif yang berkesesuaian dengan kapasitas kognitif anak-anak,” ujarnya.
Ia melanjutkan, cerita memang berfungsi untuk mengalirkan gagasan moral, mengembangkan imajinasi, dan menutup celah antara apa yang terbaik di dunia imajinasi dan yang salah di dunia nyata.
Nana Saleh dari komunitas Ikama mengatakan, mereka tergerak untuk terlibat dalam pembuatan buku ini karena melihat pentingnya literasi bagi anak-anak. Sejak bencana di Lombok, Ikama melalui ratusan anggotanya terus membantu para penyintas.
”Pemulihan trauma dan rehabilitasi pascabencana butuh waktu lama dan biasanya anak-anak cenderung terlupakan,” ucapnya.
Corporate Affairs Manager PT Mars Indonesia Mohammad Khomeini menyebutkan, PT Mars meminta dilibatkan dalam penerbitan buku ini karena melihat literasi adalah bentuk lain pemulihan trauma.
”Kami akan terus mendorong literasi bagi anak-anak untuk sadar bahwa mereka hidup di daerah cincin api dan mau tidak mau harus siap dengan bencana. Kesadaran mereka harus dibangun, termasuk memiliki keberanian melalui hari-hari dan membangun masa depan pascabencana,” ucapnya.
Buku kumpulan cerita ini dicetak sebanyak 700 eksemplar dan menurut rencana akan didistribusikan kepada anak-anak di wilayah-wilayah terdampak bencana. Komunitas literasi di berbagai wilayah akan turut menyebar buku ini.
Komunitas Ideaksi pun membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin memperbanyak buku ini dan menyebarkannya secara cuma-cuma kepada anak-anak di seluruh Indonesia.