JAKARTA, KOMPAS — Setelah penampilan buruk minggu sebelumnya, sejumlah sekolah sepak bola menampilkan mentalitas pemenang pada pekan kedua babak play off Liga Kompas Gramedia U-14 2019. Bak berlian, batu mulia terindah, pesepak bola belia itu mampu menunjukkan kilaunya saat berada dalam tekanan tinggi.
Kekuatan mental salah satunya diperlihatkan oleh SSB Bintang Ragunan. Walaupun sempat terpuruk akibat kekalahan pekan lalu, mereka bangkit dan menumbangkan SSB Maesa, 2-0, pada laga Grup F, Minggu (14/4/2019), di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Dalam laga itu, Bintang Ragunan wajib menang untuk menjaga kans lolos dari penyisihan grup. Tekanan itu membuat mereka tampil agresif sejak menit awal. Dua gol dari penalti kapten Nadhif Rizqullah dan gelandang Muhammad Rafli mengamankan posisi mereka sementara.
”Sebelum pertandingan, saya minta kepada teman-teman agar bisa bangkit pada pertandingan ini. Kami tidak ingin mengulangi kesalahan minggu kemarin saat hancur (kalah dari SSB Toyo Haryono) ketika kebobolan cepat,” kata Nadhif yang berposisi bek tengah itu.
Pelatih Bintang Ragunan Teuku Chairul Wisal melihat ada perubahan signifikan dari permainan anak asuhnya. Skuad Bintang Ragunan yang terakhir kali mengikuti kompetisi pada Juni 2018 ini mulai percaya diri menghadapi hawa persaingan di LKG.
”Mereka tidak panik lagi, ketegangan berhasil diatasi. Kemenangan ini sangat penting. Mereka bisa bangkit dan tampil lebih baik dan mengelola ketegangan itu. Spirit mereka sangat besar agar tidak hanyut dalam kekalahan dan permainan buruk,” kata Teuku yang punya misi membawa timnya lolos ke LKG pertama kalinya.
Sebagai mantan pemain Jayakarta dan Persija, Teuku paham betul mentalitas di usia dini. Biasanya pemain masih sangat fluktuatif, pemain bisa semakin terpuruk ketika kalah. Oleh karena itu, perkembangan permainan anak asuhnya saat berada dalam tekanan patut diapresiasi.
SSB dengan pemain campuran angkatan tahun kelahiran 2005 dan 2006 itu berpeluang besar lolos dari babak grup. Saat ini, mereka menempati posisi kedua klasemen dengan tiga poin. Nadhif dan rekan-rekan unggul dua poin atas SSB Tunas Betawi yang akan menjadi lawan mereka pada laga penentu, pekan depan.
Tim bagus itu berawal dari manajemennya. Ini yang kami tekankan di LKG. Mereka harus ikut aturan kalau mau berada di kompetisi. Disiplin ini adalah kunci pembinaan usia muda.
Kebangkitan juga ditunjukkan tim yang terdegradasi musim lalu, SSB ASIOP. Dalam laga kedua Grup E, hattrick bek tengah sekaligus kapten Muhammad Tezar mengantarkan ASIOP membenamkan SSB IM Utara, 7-0. Mereka bangkit setelah imbang pada laga pertama melawan SSB Intan Soccer Cipta Cendikia.
Hasil positif itu membuat ASIOP, yang membawa semua pemain baru kelahiran 2005, memuncaki klasemen sementara (4 poin). Mereka hanya butuh hasil seri pada laga terakhir, melawan SSB Indonesia Rising Stars (3 poin), untuk lolos ke babak gugur dan meraih tiket ke LKG 2019.
”Terlepas dari kualitas lawan kami yang lebih di bawah dari minggu lalu, permainan anak-anak mulai keluar hari ini. Mereka lebih tenang dalam menjalankan strategi, terutama dalam penyelesaian akhir,” kata Pelatih ASIOP Yayat Supriatna.
Di sisi lain, Tunas Betawi harus mengakhiri pertandingan dengan kekecewaan. Setelah unggul 3-2, mereka harus kebobolan dua gol pada tiga menit akhir dari Toyo Haryono. Tiga poin di depan mata pun sekejap hilang.
Penampilan mengecewakan pada menit akhir itu berawal dari mentalitas cepat puas pemain Tunas Betawi. ”Mereka merasa pertandingan sudah selesai saat tim lain sudah dipanggil untuk bersiap. Apalagi setelah ada bendera fair play di pinggir lapangan, tanda pertandingan selanjutnya akan dimulai,” kata asisten pelatih Tunas Betawi, Triwisdi.
Belajar profesional
Kekalahan Tunas Betawi membuat mereka tertahan di peringkat ketiga dengan 1 poin. Meski menang pada laga pertama dan seharusnya mendapatkan 3 poin, mereka menerima hukuman potongan masing-masing satu poin dalam dua pekan beruntun karena melanggar peraturan LKG.
Pada pekan pertama, poin mereka dikurangi karena pelatih utama tidak mendampingi tim. Meski diketahui sang pelatih sakit, pengurangan poin tetap berlaku karena Tunas Betawi tidak memberikan surat izin.
Sementara itu, minggu ini, mereka terlambat melakukan pergantian pemain. Adapun dalam peraturan LKG, setiap pemain cadangan wajib bermain minimal 15 menit.
Ketua Komite Disiplin LKG Benyamin Leo Betty menjelaskan, peraturan itu sudah diberi tahu sebelumnya saat rapat tim. Ketika melanggar, tim harus diberi sanksi untuk melatih kedisiplinan dan profesionalitas.
”Tim bagus itu berawal dari manajemennya. Ini yang kami tekankan di LKG. Mereka harus ikut aturan kalau mau berada di kompetisi. Disiplin ini adalah kunci pembinaan usia muda,” kata mantan asisten pelatih Persija itu.