Kadin Bangun Rumah Percontohan ‘Desa Tangguh Wisata’ di Lombok Utara
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) membangun 33 unit rumah bagi warga nelayan terdampak gempa Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Rumah yang dilengkapi ruang paviliun untuk wisatawan itu dijadikan lokasi percontohan program Desa Tangguh Wisata yang digelar Kadin
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS-Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) membangun 33 unit rumah bagi warga nelayan terdampak gempa Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Rumah yang dilengkapi ruang paviliun untuk wisatawan itu dijadikan lokasi percontohan program Desa Tangguh Wisata yang digelar Kadin.
“Desa Tangguh Wisata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah terdampak gempa,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Minggu (14/4/2019) sore, di Dusun Tanak Song Lauk, Desa Jenggala, Lombok Utara.
Desa Tangguh Wisata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah terdampak gempa
Rosan mengatakan hal itu dalam acara serah terima pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial, sekaligus mencanangkan dusun itu sebagai Desa Tangguh Wisata.
Saat itu Kadin menyerahkan fasilitas umum dan sosial tahap kedua, setelah fasilitas sejenis diserahkan tahap pertama berupa musolla, Pondok Bersalin Desa, dan Balai Desa/ruang serbaguna untuk beberapa desa di Lombok Utara dan Lombok Timur yang telah selesai pembangunannya.
Desa Tangguh Wisata yang terinspirasi dari Desa Tangguh Bencana, menurut Rosan, adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mandiri, mampu beradaptasi dan memulihkan diri dan bangkit secara sosial dan ekonomi setelah dilanda bencana, lewat pengembangan dan pengelolaan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Persyaratan itu dimiliki Dusun Tanak Song Lauk.
Untuk itu Kadin menyediakan anggaran Rp 4 miliar untuk pembangunan rumah warga, plaza tempat berjualan, tempat pertunjukan kesenian, dan unit Pengolahan Ikan yang dilengkapi pabrik es dan kandang kolektif bagi ternak sapi. Rumah yang dibangun itu berukuran 6x8 meter meliputi dua kamar dan satu kamar mandi, serta satu ruang paviliun dan kamar mandi, yang bisa disewakan kepada wisatawan yang menginap.
Rumah dengan konstuksi baja ringan berdinding kalsiboard yang berjumlah 33 unit itu dibangun di areal 1,2 hektar, di tanah milik Pemkab Lombok Utara. Perumahan itu terletak di RT 08 Dusun Tanak Song Lauk. Pembangunan rumah itu ditargetkan tuntas selama enam bulan. “Selain tempat tinggalnya, kami juga memikirkan aktivitas masyarakat seperti kelangsungan perekonomian masyarakat harus berjalan pascagempa,” kata Rosan.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar mengatakan, Desa Tangguh Wisata adalah satu ikhtiar mengembangkan ‘Desa Wisata’ di kabupaten itu, sekaligus salah satu solusi bagi warga kabupaten itu pascagempa bagi warga nelayan yang secara sosial ekonomi terpinggirkan dan menjadi sasaran rentenir.
“Mereka tidak melaut selama dua bulan sampai tiga bulan setahun karena cuaca. Kalau selama mereka tidak melaut, dan kita tidak memikirkan sumber penghasilan alternatif tentu kehidupan mereka sangat menyedihkan,” tutur Bupati Najmul Akhyar. Oleh karena itu dengan adanya rumah yang dilengkapi paviliun yang disewakan bagi wisatawan dan unit pengolahan ikan, warga memiliki penghasilan alternatif bagi keluarganya.
Kamaludin, warga Dusun Tanak Song Lauk, sangat berharap sebagai warga yang mendapat bantuan rumah yang dibangun Kadin. Pasalnya pascagempa rumahnya yang berjarak sekitar 50 meter dari pantai dusun itu rata dengan tanah. Kini Ia menumpang untuk membangun gubuk di lahan kebun milik pamannya. “Apalagi tiap ada gempa, pikiran saya tsunami. Ya dari pada kepikiran ada tsunami lebih pindah saja,” ujarnya.
Untuk membangun rumah ayah dua anak itu tidak mampu, hanya mengandalkan upahnya sebagai buruh produksi batako, yang tidak menentu.