PALU, KOMPAS - Warga Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, kembali ke rumah masing-masing pada Sabtu (13/4/2019) pagi setelah mengungsi ke tempat tinggi akibat gempa disertai peringatan dini tsunami, Jumat (12/4/2019) malam. Warga beraktivitas seperti sedia kala meskipun tetap waspada karena gempa susulan masih terjadi.
Ajarudin (35), warga Salakan, ibu kota Banggai Kepulauan, menuturkan situasi kota sudah normal. Warga kembali ke rumah dari pengungsian. "Kami tetap waspada karena gempa susulan masih terjadi dan terasa guncangannya," katanya saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Sabtu.
Rumah Arajudin tak rusak. Secara umum di Salakan, kerusakan akibat gempa belum terlihat. Ia tidak melihat rumah warga atau kantor pemerintahan roboh.
Gempa berkekuatan M 6,9 mengguncang Kabupaten Banggai Kepulauan pada Jumat pukul 19.40 Wita. Gempa disusul dengan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri satu jam setelah gempa terjadi. Gempa tersebut membuat warga di pesisir kabupaten tersebut mengungsi ke rumah keluarga dan ruang terbuka di ketinggian.
Berdasarkan informasi dari aplikasi BMKG, gempa susulan masih mengguncang Banggai Kepulauan. Terakhir, gempa terjadi Sabtu pukul 06.59 Wita dengan kekuatan M 5.
Tak hanya di Kabupaten Banggai Kepulauan, gempa juga membuat waspada warga di pesisir Kabupaten Banggai, termasuk di Luwuk ibu kotanya. Warga berlarian ke tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi tsunami.
Salakan ditempuh sekitar 3 jam perjalanan kapal dari Luwuk.
"Semua warga kembali beraktivitas normal. Ada yang membuka warung dan kios. Jalanan sudah hilir-mudik oleh kendaraan warga untuk beraktivitas," kata Fransiska Indriani (28), warga Luwuk.
Hingga Sabtu pagi, belum ada laporan dari instansi terkait berhubungan dengan kerusakan atauoun korban akibat gempa kemarin.
Riwayat gempa dan tsunami
Banggai Raya, sebutan untuk Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut, memiliki sejarah gempa besar yang disertai tsunami.
Pada 4 Mei 2000, Kabupaten Banggai diguncang bencana gempabumi berkekuatan M 6,5 yang mengakibatkan puluhan rumah dan bangunan kantor pemerintah serta rumah ibadah rusak parah. Gempa bumi tersebut juga mengakibatkan tsunami dengan ketinggian air hingga tiga meter di wilayah Kecamatan Totikum. Korban meninggal dunia dalam bencana itu sebanyak 40 orang dan ratusan korban luka-luka.
Banggai Raya disebut-sebut merupakan titik temu tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Kondisi itu menyebabkan Banggai Raya menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat aktivitas kegempaan tinggi di Indonesia.