Munculnya inisiatif dari masyarakat sipil untuk mengawasi Pemilu 2019 mendapat dukungan dari para peserta pemilu. Mereka meyakini keterlibatan masyarakat dalam memantau proses perhitungan suara akan semakin meminimalisir potensi kecurangan.
Oleh
Fajar Ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Munculnya inisiatif dari masyarakat sipil untuk mengawasi Pemilu 2019 mendapat dukungan dari para peserta pemilu. Mereka meyakini keterlibatan masyarakat dalam memantau proses perhitungan suara akan semakin meminimalisir potensi kecurangan.
Salah satu dari gerakan masyarakat sipil itu adalah gerakan Kawal Pemilu Jaga Suara 2019. Gerakan ini mencoba menggalang dukungan masyarakat untuk terlibat mengawasi penghitungan suara Pemilu 2019. Bentuknya, mengunggah hasil perhitungan suara pada formulir C1-plano di tempat pemungutan suara TPS ke situs kawalpemilu.org.
Menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Calon Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Eriko Sutarduga, semakin banyak yang mengawasi, proses pemilu akan semakin baik. Pemilu yang diharapkan berjalan jujur dan adil, bisa dengan nyata direalisasikan.
“Ibaratnya, semakin banyak mata yang melihat dan mengawasi, semakin kecil kecurangan, manipulasi, dan politik uang yang terjadi,” kata Wakil Sekjen PDI-P ini saat dihubungi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Hanya saja dia mengingatkan agar gerakan seperti Kawal Pemilu memegang prinsip keterbukaan. Keterbukaan yang dimaksud misalnya, keterbukaan soal data, profil sukarelawan dan sumber pendanaannya.
“Intinya, apa yang dilakukan oleh masyarakat sepanjang transparan, metodenya baik, dan pendanaannya tidak memihak siapapun tidak ada masalah,” kata Eriko.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Calon Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Andre Rosiade, pun mendukung jika masyarakat ingin mengawasi Pemilu 2019. Partisipasi publik itu memperlihatkan kalau pemilu jujur dan adil tak hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara pemilu atau peserta pemilu, tetapi juga publik.
“Kami mendukung jika masyarakat ingin mengawasi pemilu. Partisipasi masyarakat ini akan membuat takut pelaku kecurangan,” kata Andre.
Fenomena partisipasi publik mengawal pemilu di Pemilu 2019 dilihatnya lebih kuat dibandingkan di pemilu sebelumnya.
Wujud konkret
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno juga melihat gerakan seperti Kawal Pemilu sebagai wujud konkret partisipasi masyarakat untuk mewujudkan pemilu yang jujur dan adil.
Gerakan yang muncul spontan dari publik itu harus didukung. Mereka akan membantu kerja pengawas pemilu mengawasi pemilu. Apalagi di setiap pemilu, kecurangan kerap terjadi, dan bukan tidak mungkin hal serupa akan marak terjadi di Pemilu 2019.
Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengingatkan, sekalipun niat dari gerakan seperti Kawal Pemilu positif, gerakan harus hati-hati dalam memilah dan memilih sukarelawan. Sebab, bukan tidak mungkin sukarelawan berafiliasi dengan peserta Pemilu 2019, sehingga membuat niat positif gerakan publik itu tercederai.