Debat terakhir pemilihan presiden yang akan digelar besok malam akan menjadi kesempatan pamungkas bagi kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk meyakinkan pemilih. Ekonomi dan kesejahteraan sosial, yang bersentuhan langsung dengan keseharian masyarakat, menjadi tema yang dinilai paling mendesak untuk diwujudkan oleh siapapun pasangan terpilih nanti.
Debat yang mengambil tema “Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi, serta Perdagangan dan Industri” ini sekaligus menjadi penutup rangkaian masa kampanye Pemilu 2019.
Tentu ini menjadi momen terakhir bagi publik mengetahui dan menggali lebih dalam pikiran dan gagasan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sementara bagi kontestan, debat terakhir besok menjadi pamungkas bagi mereka untuk tampil resmi menjalankan agenda kampanye, membangun citra dan mempersuasi publik.
Tema yang diangkat di debat terakhir inipun seakan menjadi puncak dari persoalan yang selama ini mewarnai wacana publik. Salah satunya yang paling menonjol adalah isu ekonomi dan kesejahteraan sosial. Hasil jajak pendapat Kompas pekan ini mencatat, sebanyak 61,4 persen responden mengharapkan isu ini menjadi prioritas bagi kedua pasangan calon jika terpilih nanti.
Tema yang diangkat di debat terakhir inipun seakan menjadi puncak dari persoalan yang selama ini mewarnai wacana publik.
Setidaknya ada dua hal yang banyak mereka sebutkan terkait ekonomi dan kesejahteraan ini. Dua hal tersebut adalah terkait ketersediaan lapangan pekerjaan dan harga-harga bahan pokok. Keduanya menjadi isu yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Jika ditelusuri dari empat debat sebelumnya, isu ekonomi pun tak luput dari pembahasan, meskipun tema debat yang sudah dilaksanakan tersebut tidak terkait langsung dengan isu ekonomi.
Hasil jajak pendapat merekam bagaimana isu ekonomi ini banyak disebutkan oleh responden ketika ditanya isu apa yang menarik perhatian mereka selama debat yang sudah dilakukan. Masalah ekonomi menjadi jawaban yang paling banyak disebutkan. Hal ini terutama disebutkan oleh responden yang menonton keempat debat yang sudah digelar oleh Komisi Pemilihan Umum tersebut.
Petahana akan selalu menjadi obyek serangan politik terkait isu ekonomi.
Antusiasme terhadap isu ekonomi ini menjadi wajar karena selama ini persoalan ini selalu menjadi isu di setiap kontestasi politik seperti halnya pemilihan umum ini. Petahana akan selalu menjadi obyek serangan politik terkait isu ekonomi. Hal ini tentu tidak lepas dari sejauhmana kondisi ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat.
Semakin kondisi ekonomi membaik, lebih menguntungkan petahana secara elektoral. Sebaliknya, jika kondisinya dirasakan publik tidak lebih baik, justru lebih menguntungkan penantang untuk menyerang petahana, khususnya dalam debat besok terkait tema ekonomi.
Meskipun demikian, debat bukan satu-satunya penentu akhir bagi pemilih. Pengaruh debat juga diyakini hanya bermain di segmen-segmen pemilih tertentu. Apalagi masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah memiliki pemilih loyal (diehard voters). Setidaknya hal ini bisa dilihat dari penilaian mereka terkait ketiga isu yang akan dibahas dalam debat besok.
Mayoritas responden pemilih pasangan Jokowi-Maruf lebih meyakini pasangan pilihannya ini lebih bisa memperbaiki kondisi ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi serta perdagangan dan industri. Hal yang sama juga dijumpai dari responden pemilih Prabowo-Sandiaga. Mayoritas mereka juga lebih meyakini pilihannya mampu menyelesaikan persoalan di ketiga bidang tersebut dibandingkan petahana.
Artinya, debat tetap berpeluang memengaruhi persepsi pemilih, terutama mereka yang masih ragu, bimbang, dan belum menentukan pilihan.
Kondisi ini membuat debat lebih banyak akan berpengaruh dan menjadi konsumsi pemilih yang belum menentukan pilihannya di 17 April nanti. Jika dibandingkan antara data jajak pendapat Kompas menjelang debat pertama dan debat kelima ini, ada pergerakan jumlah responden yang semakin meningkat dari mereka yang mengaku sudah memiliki pilihan. Artinya, debat tetap berpeluang memengaruhi persepsi pemilih, terutama mereka yang masih ragu, bimbang, dan belum menentukan pilihan.
Debat pamungkas besok akan menjadi agenda kesempatan terakhir bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk mencuri perhatian publik, terutama kepada mereka, pemilih yang belum memutuskan pilihannya. Selain itu, debat besok juga menjadi momentum bagi kedua kontestan mengkonsolidasikan pemilih loyal mereka agar tetap terjaga hingga loyalitasnya berbuah menjadi suara di Rabu pekan depan. (Yohan Wahyu/Litbang Kompas)