Tottenham Hotspur tidak bisa lagi dikatakan lumpuh jika Harry Kane, bomber utama mereka, absen. Tim berjuluk ”Lili Putih” itu masih memiliki Son Heung-min, kini telah membuktikan bisa menggantikan peran Kane sebagai mesin gol.
Kecemasan sempat meliputi kubu Spurs ketika Kane meringis kesakitan pada laga pertama perempat final Liga Champions lawan Manchester City di Stadion Tottenham Hotspur, Rabu (10/4/2019) dini hari WIB. Skor masih 0-0, Kane harus diganti menit ke-58. Cedera engkelnya kambuh.
Januari lalu, Kane cedera di kaki yang sama saat menghadapi Manchester United pada laga Liga Inggris. Akibatnya, pencetak gol terbanyak pada Piala Dunia Rusia 2018 itu terpaksa absen satu bulan. Pergelangan kaki itu kembali cedera ketika Kane berbenturan dengan bek City Fabian Delph.
Ini menjadi pukulan telak bagi Spurs ketika musim 2018-2019 hampir usai. Spurs masih berjuang mempertahankan posisi empat besar di Liga Inggris, dan ingin melaju sejauh mungkin di Liga Champions. Kane belum bisa mencetak gol di stadion baru itu. Apalagi ia diperkirakan bakal absen hingga akhir musim.
Namun, Spurs masih punya Son, yang memenuhi persyaratan pokok untuk menjadi penyerang mematikan, yaitu energi lebih, kelincahan, dan kecepatan. Ketika mendapat bola di dekat gawang City, Son dengan lincah menggiring bola dan mencetak gol menit ke-78.
Gol itu menjadi gol kedua Son di stadion baru senilai Rp 18,74 triliun tersebut. Pekan lalu, saat Spurs menggelar laga perdana di stadion itu, Son menjadi pencetak gol pertama saat Spurs mengalahkan Crystal Palace 2-0. ”Saya suka stadion ini. Luar biasa bisa bermain di sini,” ujarnya.
Lebih tajam
Ada catatan lain yang lebih melegakan Spurs, kini Son lebih tajam dan efisien. Berdasarkan catatan BBC, Son musim ini mengoleksi 18 gol dalam 40 laga di semua kompetisi. Musim lalu, Son baru bisa mengoleksi 18 gol setelah 53 laga. ”Dia layak menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol. Dia selalu tersenyum,” puji pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino.
Pujian pun datang dari media. Martin Samuel, penulis olahraga The Daily Mail, menulis, satu-satunya pemain Spurs yang tidak merindukan Kane adalah Son. ”Begitu Kane menghilang, Son tampil untuk memenangi pertandingan. Ini persis seperti yang terjadi awal tahun ini,” katanya.
Ketika Kane absen awal tahun ini, Son juga harus absen karena membela tim nasional Korea Selatan di Piala Asia 2019. Saat itu, Pochettino kesulitan karena kehilangan kedua mesin golnya. Ketika Son sudah kembali, Spurs bisa terus menjaga posisinya di papan atas Liga Inggris.
Namun, laman The Guardian justru melihat ada sisi positif pada saat Kane absen. ”Kane cenderung menciptakan titik statis di lini depan. Adapun Son lebih cepat dan mampu untuk menggiring bola menembus pertahanan lawan,” tulis The Guardian.
Ketika ada Kane, Son berperan sebagai gelandang serang atau penyerang sayap. Ia bertugas membawa bola ke jantung pertahanan lawan. Dengan adanya Kane, tulis Guardian, tim hanya punya opsi Kane sebagai sasaran utama. Adapun Son punya dua hal, berlari menggiring bola dan menembak dengan akurat.
Namun, Son tetap rendah hati. ”(Kemenangan) ini bukan karena saya saja, tetapi kerja sama tim. Kami tidak pernah menyerah selama 90 menit,” ujarnya. (AFP/REUTERS/DEN)