Kawasan wisata Punggualas di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah menjadi kawasan ekowisata pertama dalam program revitalisasi dari Badan Restorasi Gambut (BRG). Program yang melibatkan kelompok masyarakat itu dinilai mampu merubah kebiasaan membakar dan ketergantungan masyarakat terhadap mata pencahariannya yang lama.
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·3 menit baca
KASONGAN, KOMPAS — Kawasan wisata Punggualas di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, menjadi kawasan ekowisata pertama dalam program revitalisasi dari Badan Restorasi Gambut (BRG). Program yang melibatkan kelompok masyarakat itu dinilai mampu mengubah kebiasaan membakar dan ketergantungan masyarakat terhadap mata pencariannya yang lama.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead di sela-sela pemberian bantuan berupa sebuah kapal wisata dan sebuah wisma tamu (guest house) di Punggualas, Desa Karuing, Kabupaten Katingan, Kalteng, Kamis (11/4/2019). Nazir didampingi oleh Deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan BRG Alue Dohong dan Bupati Katingan Sakariyas.
Kapal wisata diberikan kepada Kelompok Masyarakat Bulan Berseri di Desa Tumbang Bulan, sedangkan wisma tamu diberikan kepada Kelompok Masyarakat Simpul Wisata di Desa Karuing. Kedua kelompok ini dibentuk dan didampingi oleh Taman Nasional Sebangau (TNS) dan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia di Kalteng karena merupakan desa penyangga TNS.
”Dari total 2,5 juta hektar gambut, ada penurunan 90 persen jumlah titik api, ini salah satu indikator bahwa program revitalisasi efektif karena masyarakat beralih dari kebiasaan membakar, tentunya juga upaya lain,” ungkap Nazir.
BRG mencatat terjadi penurunan jumlah titik api. Pada 2015, sedikitnya terdapat 5.311 titik panas, tetapi pada 2016 turun drastis menjadi 142 titik. Pada 2017, jumlah titik api kembali turun menjadi 124 titik, tetapi kembali meningkat menjadi 1.568 titik pada tahun 2018.
Sumur bor dan sekat kanal merupakan satu dari tiga aspek upaya restorasi gambut pasca-kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 yang dibuat oleh BRG dan mitra kerjanya. Keduanya merupakan bentuk upaya pembasahan kembali kawasan gambut yang rusak.
Nazir menambahkan, dari tujuh provinsi wilayah kerja BRG, hanya di Kalteng yang memiliki kawasan ekowisata dalam program revitalisasi, yakni Punggualas. Apalagi Punggualas masuk dalam kawasan TNS dan merupakan salah satu kawasan gambut terbaik dunia.
”TNS merupakan kawasan dengan populasi orangutan terbanyak di dunia. Itu menjadikannya sebagai daya tarik ekowisata, termasuk Punggualas,” ungkap Nazir.
Di Punggualas, WWF mencatat sedikitnya terdapat 808 jenis flora, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 jenis ular yang hidup di lokasi dengan luas 1.176 hektar. Selain menjadi lokasi ekowisata, Punggualas juga menjadi tempat penelitian.
Jaki (40), salah seorang anggota staf TNS, penjaga Punggualas, mengatakan, pada tahun 2017 tak sampai 100 orang datang mengunjungi tempat itu dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 345 turis mancanegara. Sebagian besar untuk melakukan penelitian di hutan tropis dan gambut.
Bupati Katingan Sakariyas mengungkapkan, pihaknya belum memiliki anggaran khusus untuk membangun wisata. Namun, ia berharap dengan banyaknya bantuan bisa membuat wisata di kabupatennya meningkat.
”Meskipun demikian, kami berkomitmen tinggi untuk menciptakan lingkungan yang sehat karena kami tidak mau kejadian bencana asap 2015 terulang,” ungkap Sakariyas.
Sakariyas mengungkapkan, kawasan konservasi di Katingan seluas 441.155 hektar dan sebagian besar merupakan kawasan gambut. ”Itu yang kami jaga terus bersama masyarakat. Dengan adanya ekowisata ini membuktikan ternyata ada manfaatnya,” ungkapnya.