Cyrus Network: Hanya Blunder yang Bisa Mengubah Elektabilitas
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil survei Cyrus Network menunjukkan elektabilitas calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, unggul dengan selisih 18,3 persen dari kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dengan selisih cukup besar dan persentase pemilih yang masih mungkin mengubah pilihan di setiap calon tidak banyak, Cyrus meyakini kecil kemungkinannya keunggulan Jokowi-Amin akan berubah.
Elektabilitas Jokowi-Amin berdasarkan survei Cyrus yang dirilis di Jakarta, Kamis (11/4/2019), sebesar 56,4 persen. Dari jumlah itu, sebanyak 48,5 persen pemilih sudah mantap dengan pilihannya. Adapun yang masih mungkin mengubah pilihan sebesar 6,8 persen. Sisanya 1,1 persen tidak menjawab.
Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 38,1 persen. Dari jumlah itu, pemilih yang sudah tetap dengan pilihannya 30,2 persen. Adapun yang masih mungkin mengubah pilihan sebanyak 7,3 persen. Sisanya 0,6 persen tidak menjawab.
Survei dilakukan pada 27 Maret-2 April di 34 provinsi dengan 1.230 responden. Metode yang digunakan ialah wawancara tatap muka dan simulasi kertas suara. Adapun tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dengan tingkat nirpencuplikan 3 persen.
Dengan hasil survei itu, Cyrus meyakini kecil kemungkinan elektabilitas kedua calon berubah pada hari H pemungutan suara, 17 April 2019, kecuali ada blunder yang dilakukan setiap calon ataupun tim suksesnya, atau pemilih dari setiap calon tidak datang saat waktu pemungutan suara.
”Maka, tinggal pastikan pemilih datang ke tempat pemungutan suara dan hindari blunder-blunder menjelang pencoblosan. Contohnya, amplop yang diduga untuk serangan fajar dan gebrak-gebrak meja,” ucap CEO Cyrus Network Hasan Nasbi.
Lebih lanjut dia melihat kampanye rapat umum sejak 24 Maret 2019 yang menghadirkan massa dalam jumlah banyak bukan jaminan calon akan meraih banyak suara.
Dari survei Cyrus terlihat pula, alasan utama memilih Jokowi-Amin karena kinerjanya bagus dan terbukti nyata. Sebanyak 39,3 persen pemilih menyatakan hal ini. Alasan lain, karena pasangan ini merakyat dan sederhana sebanyak 19 persen. Kemudian suka dengan Jokowi dan Amin sebesar 7,5 persen.
Sisanya memilih Jokowi-Amin karena berbagai hal, seperti agar calon petahana bisa melanjutkan program kerjanya, baik dan ramah, dan banyak membantu rakyat.
Sementara untuk kompetitornya, Prabowo-Sandi, tiga alasan utama memilih adalah karena ingin ganti presiden dan perubahan sebanyak 33 persen, tegas dan berani 23 persen, dan suka dengan Prabowo-Sandi 5,8 persen. Alasan lain karena berwibawa dan bijaksana, baik dan ramah, dan banyak membantu rakyat.
Kerja pendukung
Selain itu, Cyrus memotret pula seberapa besar kerja tim sukses atau relawan masing-masing pasangan calon melalui surveinya. Hasilnya lebih banyak responden melihat kerja tim sukses atau relawan Jokowi-Amin daripada Prabowo-Sandi.
Sebanyak 10,6 persen menyatakan telah melihat kegiatan tim sukses atau relawan Jokowi-Amin di desa atau kelurahannya. Sementara yang melihat kerja tim sukses atau relawan Prabowo-Sandi sebesar 7,1 persen.
”Sementara tingkat kunjungan ke rumah oleh tim sukses ataupun relawan Jokowi-Amin mencapai 9,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 6,5 persen,” ujarnya.
Penyelenggara pemilu
Tak hanya melihat elektabilitas capres-cawapres, Cyrus melalui survei juga mengukur kepercayaan publik pada penyelenggara pemilu.
Dari survei itu, 90,8 persen pemilih percaya KPU akan netral, sedangkan untuk Bawaslu tingkat kepercayaan sebesar 91,6 persen.
Survei juga menunjukkan 89,7 persen pemilih percaya Polri akan netral. Adapun untuk TNI sebesar 92,8 persen.