Kepadatan penumpang KRL di Stasiun Depok Baru, Senin (8/4/2019). Meski sudah padat, penumpang tetap memaksakan diri untuk masuk.
JAKARTA, KOMPAS – Permasalahan gangguan Kereta Rel Listrik (KRL) yang sering terjadi disebabkan faktor usia kereta yang sudah tua dan suku cadang sulit dicari. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan rekayasa teknik dan kerja sama dengan perusahan Jepang untuk pemeliharaan armadanya.
Direktur Teknik Pemeliharaan KCI John Robertho Tuman di Jakarta, Rabu (10/4/2019), mengatakan, gangguan perjalanan KRL di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebagian disebabkan kerusakan kereta. Kerusakan kereta itu terutama akibat komponen elektrik yang sudah tua.
“Kereta kita dibeli dari Jepang yang usianya sudah di atas 25 tahun. Di sana kereta usia 25 tahun sudah pensiun. Nah, kereta itu yang kita beli. Saat ini kereta produksi tahun 1985 dan 1993 masih beroperasi di Indonesia,” kata John.
Ia mengatakan, alasan Indonesia masih menggunakan produksi tahun 1985 dan 1993 karena industri dalam negeri belum memproduksi kereta listrik. Sebanyak 40 persen kereta yang dioperasikan berusia tua dengan usia armada termuda tahun 2003.
Kompas
Petugas menyelesaikan pemasangan instalasi kabel listrik yang rusak akibat tabrakan antara krl dengan truk tangki pengangkut bahan bakar minyak sehari sebelumnya di perlintasan kereta api di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
Selain itu, ada sebuah alat bernama JPO untuk mendeteksi atau mengatur arus yang masuk ke sistem. Alat tersebut, kata John, yang menjadi penyebab gangguan yang paling sering ditemukan. “Komponen itu (JPO) maksimal diatur ulang (reset) 3 kali,” lanjutnya.
Kendala lainnya adalah pabrik di Jepang yang membuat komponen tersebut sudah tidak memproduksi lagi. Hal ini membuat suku cadang susah dicari sehingga KCI mesti membeli komponen bekas dari Jepang. Suku cadang tersebut untuk dipasangkan pada kereta yang rusak.
Saat ini, PT KCI sedang bekerja sama dengan pabrik di China untuk memproduksi suku cadang. Suku cadang dibuat di China dengan fungsi yang sama dengan suku cadang dari Jepang. John menuturkan, jika rekasaya ini berhasil, penanggulangan kerusakan kereta bisa diatasi.
Selain itu, upaya perawatan dan perbaikan yang dilakukan PT KCI adalah menjalin kerjasama dengan perusahaan Tokyo Metro yang memproduksi seri 6000 dan 8000. Sementara itu untuk suku cadang terutama seri 05, PT KCI berkerjasama dengan JR, produsen kereta dari Jepang. John mengatakan, kerjasama sudah berjalan 4 tahun untuk mendukung perbaikan dan perawatan dan suku cadang.
“Belum lama ini teknisi dari perusahaan Tokyo Metro datang ke Indonesia untuk membantu memeriksa serta mencatat apa saja perbaikan daur ulang. Perawatan apa saja yang haris diganti. Itu semua mereka catat. Juli kontra dengan Tokyo Metro semoga bulan ini,” katanya.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Direktur Pelayanan dan Perbaikan PT KCI John Robertho berbicara kepada jurnalis di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
John mengatakan, para teknisi dari Indonesia juga setiap tahun dikirim ke Jepang agar mempelajari metode perawatan yang sama seperti di Jepang. Oleh karena itu, teknisi di Indonesia tidak perlu diragukan karena memiliki kemampuan yang handal. Ia berharap dengan segala upaya yang dilakukan, permasalahan perkeretaapian bisa teratasi.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Calon penumpang KRL memadati peron Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menutup jalur 10 Stasiun Manggarai yang biasa digunakan KRL rute Jakarta Kota/Angke/Jatinegara-Bogor selama proses pemasangan box girder atau bentangan penghubung antarpilar penyangga jalur rel layang akan berlangsung hingga 10 Maret 2019.
Sementara itu, Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti mengatakan, karena tingginya jumlah penumpang KRL yang mencapai sekitar 1 juta orang per hari, maka program tahun 2019 ada penambahan 192 kereta. Sebanyak 24 unit di antaranya sudah terealisasi Januari 2019. Sementara pada 2020 sebanyak 96 kereta. Berdasarkan data terakhir tahun 2018, saat ini jumlah KRL sebanyak 900.
Selain itu, juga ada penambahan perjalanan dari 938 menjadi 980 perjalanan per hari. Alokasi penambahan perjalanan untuk lintas Jakarta Kota-Bekasi/Cikarang sebanyak 15 perjalanan, Tanah Abang-Serpong/Parung Panjang/Maja/Rangkas Bitung sebanyak 15 perjalanan, dan Jakarta kota- Tanjung Priok sebanyak 12 perjalanan.
Wiwik melanjutkan, penambahan panjang rangkaian juga dilakukan. Seperti meningkatkan jumlah rangkaian kereta SF 12 dari 20 rangkaian menjadi 28 rangkaian, dan meningkatkan jumlah rangkaian kereta SF 10 dari 31 rangkaian menjadi 36 rangkaian.