ULAANBAATAR, SELASA – Dua pecatur putri Indonesia Woman Grand Master (WGM) Medina Warda Aulia dan International Master (IM) Irene Kharisma Sukandar bangkit pada babak kedua Eastern Asia Chess Championship Fide Zone 3.3, yang menjadi kualifikasi Piala Dunia Catur 2019, Senin (8/4/2019) di Ulaan Baatar, Mongolia. Keduanya meraih kemenangan dan mulai memperbaiki peringkat.
Medina yang memainkan buah catur putih mengalahkan Le Thanh Tu, dan membalaskan kekalahan Irene sehari sebelumnya dari lawan yang sama. Dengan kemenangan itu, Medina meraih 1,5 poin rating dan merebut peringkat kesembilan.
Medina yang sehari sebelumnya bermain remis langsung menyadari Thanh Tu sedang menyiapkan jebakan saat pecatur Vietnam itu memainkan pertahanan Alekhine yg kurang populer. Oleh karena itu, Medina bermain konvensional tanpa beradu teori dan hanya mengadu pemahaman.
Laga berlangsung imbang, Medina mulai jumlah unggul bidak pada langkah ke-44. Pertarungan pada sayap raja di sisi kanan Medina membuat bidaknya di sisi kiri melaju tanpa henti. Pada langkah ke-52, kedua pecatur sama-sama memiliki menteri dan satu benteng, tetapi juara tahun 2007 itu memilih menyerah karena Medina unggul dua bidak, salah satunya dalam posisi bebas melakukan promosi.
“Dengan kalah posisi dan jumlah bidak, Thanh Tu paham dirinya tidak akan menang meskipun kualitas perwiranya masih imbang. Kemenangan ini penting bagi Medina untuk mengejar posisi teratas karena masih ada tujuh babak lagi,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Pada laga lainnya, Irene bangkit dari kekalahan dan melibas Shania Mae Mendoza dari Filipina. Irene memainkan pembukaan London System dan bermain pragmatis untuk mengambil setiap keuntungan kualitas dan posisi. Pada langkah ke-55, Irene melakukan ancaman ganda terhadap benteng dan gajah sekaligus. Ancaman itu dan bidak Irene yang siap melakukan promosi memaksa Mendoza untuk menyerah.
Dengan kemenangan itu, Irene baru mendapat 1 poin turnamen dan menempati ranking ke-19. Irene harus bekerja ekstra keras jika ingin merebut satu-satunya tiket ke Piala Dunia Catur 2019.
Sementara itu, dua pecatur Indonesia lainnya, Woman International Master (WIM) Chelsie Monica Sihite dan Grand Master (GM) Susanto Megaranto ditahan remis. Chelsie Monica ditahan remis WGM Hoang Thi Bao Tram dari Vietnam dan Susanto ditahan IM Nguyen Van Huy dari Vietnam.
Dengan remis itu, Chelsie Monica mengantungi 1,5 poin turnamen dan menempati ranking keenam pada kategori putri. Susanto juga mengantungi 1,5 poin turnamen dan merosot dari urutan ketiga menjadi kesembilan.
Para pecatur Indonesia yang didukung oleh Japfa ditargetkan dapat meraih satu tiket ke Piala Dunia Catur 2019. Pada ajang itu, disediakan dua tiket pada kategori terbuka dan satu tiket pada kategori putri.
“Para pecatur Indonesia masih memiliki peluang untuk menembus dua besar pada kategori putra atau menjadi juara pada kategori putri, tetapi mereka harus bekerja ekstra keras dan bertanding dengan lebih teliti pada tujuh babak berikutnya,” kata Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi.