TOKYO, RABU — Kementerian Pertahanan Jepang memastikan salah satu jet tempurnya, F-35A, jatuh di Samudra Pasifik. Puing pesawat sudah ditemukan. Akan tetapi, nasib pilotnya belum diketahui.
”Kami sudah mengumpulkan bagian ekornya. Kami percaya (pesawat) itu jatuh,” kata Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya, Rabu (10/4/2019), di Tokyo.
Salah satu satu F-35 Jepang dilaporkan hilang kontak di Samudra Pasifik, Selasa kemarin. Tim pencari menemukan bagian pesawat pada Selasa menjelang tengah malam di perairan yang terletak sekitar 135 kilometer dari Misawa. Iwaya menyatakan belum tahu mengapa pesawat canggih itu bisa kecelakaan. Nasib pilotnya, yang hanya disebut berusia sekitar 40 tahun, belum diketahui sampai sekarang.
Jet tempur itu hilang setelah 30 menit meninggalkan Pangkalan Udara Misawa yang terletak di sisi utara Jepang. Kemarin malam, empat pesawat sejenis meninggalkan Lanud Misawa untuk latihan pertempuran menangkal pesawat musuh.
Pesawat yang jatuh itu adalah salah satu dari 13 F-35A yang ditempatkan di Lanud Misawa. Setelah kecelakaan itu, 12 F-35A lain di lanud itu dilarang terbang untuk sementara waktu.
Jepang adalah salah satu dari 13 negara yang mengoperasikan jet tempur generasi terbaru itu. Jet tempur tersebut dibuat perusahaan Amerika Serikat, Lockheed Martins. Pengembangan pesawat itu dilakukan bersama sekutu-sekutu AS di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Hadapi China
Jepang berencana membeli hingga 147 unit F-35 dengan berbagai varian. Jet-jet itu untuk menggantikan F-4 yang dioperasikan Pasukan Bela Diri Jepang. Setiap pesawat berharga rata-rata 90 juta dollar AS. Pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di lanud-lanud yang dekat dengan wilayah China. Jepang ingin meningkatkan kekuatannya seiring peningkatan daya gempur China.
Lockheed Martins menyatakan, pesawat itu diterima Jepang pada Mei 2018. Perusahaan Jepang, Mitsubishi Heavy Industries, merakit pesawat itu di pabrik mereka di Nagoya, Jepang. Meskipun dirakit oleh Jepang, Lokcheed Martins menyatakan siap membantu Jepang dalam masalah itu.
Jepang bukan negara pertama yang mengalami kecelakaan F-35. AS melaporkan beberapa kali kecelakaan F-35 yang dioperasikan AU dan AL negara itu. Seperti Jepang, AS juga melarang F-35 pada skuadron dan pangkalan sama beroperasi setelah ada kecelakaan. Salah satu kecelakaan di AS terjadi pada September 2018.
Selain Jepang dan AS, pesawat itu antara lain dioperasikan Israel. Di Timur Tengah, Israel menjadi satu-satunya negara yang punya jet tempur generasi kelima itu.
Turki, mitra AS di NATO sekaligus salah satu yang terlibat mengembangkan serta membuat suku cadang F-35, masih menanti pengiriman pesawat itu. Akan tetapi, AS mengumumkan penundaan pengiriman F-35 Turki. Itu karena Ankara memutuskan membeli rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Kini, F-35 pesanan Ankara disimpan di Pangkalan Udara Luke, Arizona, AS. Di sana pula pilot-pilot Turki sedang berlatih menggunakan F-35.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar tetap optimistis Ankara akan menerima F-35 pesanan negaranya pada November 2019. Pelatihan di Arizona merupakan bagian dari upaya mencapai target itu. Tidak dijelaskan bagaimana imbas penundaan itu pada target Ankara mendapat jet terbaru tersebut menjelang akhir 2019.
Keputusan Ankara membeli S-400 Rusia mencemaskan sekutunya di NATO. Itu karena integrasi sistem pertahanan Turki dikhawatirkan membuat S-400 dan F-35 serta aneka produk buatan NATO saling mengenali. Pengenalan itu membuat semua produsen produk pertahanan Rusia bisa mengembangkan cara menghadapi produk persenjataan dan pertahanan NATO, termasuk F-35.(AP/REUTERS)