Lagu-lagu yang menggaung di tiga negara di Eropa itu merupakan bagian dari Indonesia Vinyl Tour-Europe 2019 yang diprakarsai Westside MuzeeQ bekerjasama dengan promotar asal Eropa.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Musik lawas Tanah Air era 1960-1970-an yang direkam dalam format piringan hitam atau vinyl menjajah Eropa pada April 2019. Lagu-lagu yang menggaung di tiga negara di Eropa itu merupakan bagian dari Indonesia Vinyl Tour-Europe 2019 yang diprakarsai Westside MuzeeQ bekerja sama dengan promotor asal Eropa.
Westside MuzeeQ akan membawakan musik Indonesia bernuansa dan bergenre ”Psychedelic Funk Rock & Soul”. Lagu-lagu yang dibawakan di antaranya Black Brothers, Mergie Segers, Broery, Ernie Djohan, dan Benjamin.
Andhika Gautama dari Westside MuzeeQ dalam perjalanannya menuju Eropa mengaku bangga dengan tur musik dengan format piringan hitam itu. ”Hal ini bagian dari misi kebudayaan Indonesia melalui musik format piringan hitam yang jarang sekali dipentaskan dan kami diberi kebebasan mengekspresikan lagu-lagu era 60-an dan 70-an,” kata Andhika yang juga seorang disc jockey (DJ) itu, Selasa (9/4/2019).
Uniknya, lanjut Andhika, pemutaran piringan hitam ini dikemas dengan gaya DJ. Ia bersama tim tampil di tiga negara Eropa. Panggungnya berada di enam lokasi yang berbeda.
Penampilan perdana, Rabu 10 April 2019, tim Westside MuzeeQ pentas di Gram Records-Prague, Ceko. Selanjutnya, hingga 20 April tampil di Red Light Radio-Amsterdam, Record Planet-Utrecht (Belanda), StarWax Magazine Asian Edition Launch-Le Comptoir Général, Le Mellotron dan Rinse France Radio (Paris).
Misi ini tembus ke negara Eropa berawal dari ketertarikan tim Star Wax Magazine dari Perancis. Tim itu sempat melawat ke Bali dan mencari kolektor piringan hitam.
Lagu-lagu yang akan diputar di antaranya:
Lembe Lembe−Broery & The Pro\'s
Mange Mange−Black Brothers
Satu Lagi−Laily Dhinyathi
Sorry Sorry−Jessy Robot & De Selman\'s
Antahlah−Ernie Djohan
Bersantai−Ira Puspita
Cermin Cinta−Priyo Sigit
Medley: Asal Nguap, Ma, Ma Minta Makan Ma, Kompor Meleduk−Benjamin S
Sendiri−Tuteng Mohan & Obahok Group
Sendiri−Madesya
Jalan Raya−Ida Royid
Itu Saja−Pungki Pusponegoro
Sifat Manusia−Margi Segers
Ganja−Deddy Dores & Jackson Band
Penjaga Malam−Ernie Tanjung
Mengenai Andhika, ia merupakan kolektor piringan hitam di Denpasar. Kemudian, bergabung dalam komunitas format piringan hitam ”Spin Sugar Bali”. Sebanyak 80 pertunjukan di Bali digelar selama dua tahun terakhir.
Marlowe Bandem, dari Koordinator Komunitas Spin Sugar Bali, bangga dengan diplomasi budaya Indonesia-Eropa melalui lagu-lagu format piringan hitam. Dua tahun belakangan ini, mereka beberapa kali manggung di Eropa.
”Belum lama ini, mereka pentas di Malaysia dan Korea. Bangga karena musik-musik era 60-an dan 70-an memiliki penggemar hingga Eropa,” ujar Marlowe.
Selain pentas, lanjutnya, mereka juga mencari koleksi-koleksi pringan hitam, khususnya Indonesia yang juga tak sedikit dimiliki kolektor asing.
Di Bali, kelompok Spin Sugar Bali rutin menggelar beragam acara pemutaran lagu format piringan hitam. Salah satu acara yang rutin dipentaskan adalah acara pemutaran lagu lawas pada Hari Pahlawan bulan November.