Para pekerja tambang intan rakyat di Pumpung, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan diminta tetap mewaspadai potensi terhadap longsor susulan. Pascalongsor yang menewaskan lima pekerja pada Senin (8/4/2019) siang, lokasi tersebut masih terbilang rawan karena musim hujan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS – Para pekerja tambang intan rakyat di Pumpung, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan diminta tetap mewaspadai potensi terhadap longsor susulan. Pascalongsor yang menewaskan lima pekerja pada Senin (8/4/2019) siang, lokasi tersebut masih terbilang rawan karena musim hujan.
Longsor di lokasi tambang intan rakyat, Pumpung, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, terjadi Senin siang. Sebelum kejadian, daerah tersebut diguyur hujan. Evakuasi terhadap para korban dilakukan tim gabungan hingga Selasa (9/4/2019) pagi.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Selasa, tidak ada aktivitas penambangan dan pendulangan intan. Sejumlah pekerja terlihat membereskan peralatan untuk menambang, memperbaiki serta memindahkan posisi mesin ataupun slang penyemprot.
”Pascakejadian, kami memang tidak bisa melarang masyarakat menambang karena itu sudah jadi pencaharian mereka. Tetapi kami minta kegiatan menambang dan mendulang intan istirahat dulu, paling tidak satu minggu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjarbaru Surianoor Akhmad yang ditemui di lokasi kejadian, Selasa siang.
Menurut Surianoor, lokasi tambang intan masih sangat rawan longsor. Apalagi, saat ini musim hujan. Dengan kejadian longsor, ia mengimbau masyarakat lebih waspada. Dalam bekerja, hendaknya tetap mengutamakan keselamatan dan selalu memperhatikan kondisi cuaca. Kalau hujan, sebaiknya tidak bekerja.
”Kejadian kali ini merupakan yang kedua pada tahun ini. Kejadian sebelumnya menewaskan satu pekerja. Jangan sampai musibah seperti ini terulang lagi,” katanya.
Tidak ada kegiatan menambang dan mendulang jika ada musibah yang menimpa pekerja. Semua sepakat untuk beristirahat dulu
Ahyani (35), salah seorang pekerja tambang intan, mengatakan, tidak ada kegiatan menambang dan mendulang jika ada musibah yang menimpa pekerja. Semua sepakat untuk beristirahat dulu.
”Biasanya cuma istirahat satu hari saja. Setelah itu, kembali bekerja seperti biasa, kecuali pas hujan. Kalau lama istirahatnya, kami mau makan apa,” tuturnya.
Menurut Ahyani yang bekerja di tambang intan sejak usia 15 tahun, semua pekerja mengetahui risiko yang akan dihadapi. Namun, karena menambang dan mendulang intan sudah jadi pekerjaan turun-temurun sejak dulu, tetap saja dilakoni. ”Kalau sudah bekerja di lubang, pasrah saja pada nasib,” katanya.
Berkoordinasi
Kepala Polres Banjarbaru Ajun Komisaris Besar Kelana Jaya mengatakan, pihaknya tidak bisa menindak kegiatan penambangan intan rakyat di Pumpung tanpa berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Banjarbaru.
”Itu kategorinya tambang rakyat dan dilakukan secara tradisional oleh warga setempat. Tindakan kami, hanya bisa berkoordinasi dengan Pemkot Banjarbaru serta melakukan kegiatan preemtif dan preventif terhadap kelompok masyarakat di sana. Kegiatannya berupa imbauan dan larangan,” katanya.
Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani menyatakan, prihatin dan berduka cita atas musibah longsor di lokasi pendulangan rakyat di Pumpung. Apalagi, kejadian serupa selalu berulang dan terjadi di lokasi yang hampir sama.
”Pascakejadian ini, jujur saja kami dalam posisi dilematis. Kami dari pemerintah kota juga tidak bisa melarang masyarakat di sana untuk berkegiatan lagi karena itulah usaha mereka,” katanya.
Namun, dalam waktu dekat, Pemkot Banjarbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarbaru akan memberikan bantuan bibit itik petelur kepada warga di daerah tambang intan. Setiap keluarga akan mendapatkan 50 bibit itik petelur, pakan dan obat-obatan, serta uang untuk pembuatan kandang itik.
”Ini menjadi upaya kami untuk mengalihusahakan mereka dari usaha tambang mulai tahun ini. Kalau program ini berhasil, kami akan mengalokasikan APBD tahun depan untuk mengembangkan program itu agar semakin banyak keluarga penerima manfaatnya,” kata Nadjmi.