Lima Korban Berhasil Dievakuasi dari Lubang Tambang Intan
Lima korban tanah longsor di lubang tambang intan tradisional, Pumpung, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan berhasil dievakuasi. Proses evakuasi oleh tim gabungan bersama warga setempat berlangsung hingga Selasa (9/4/2019) pagi.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS - Lima korban tanah longsor di lubang tambang intan tradisional, Pumpung, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan berhasil dievakuasi. Proses evakuasi oleh tim gabungan bersama warga setempat berlangsung hingga Selasa (9/4/2019) pagi.
Azidin Noor, operator radio dan pendataan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Kalsel di Banjarmasin, Selasa pagi, menginformasikan, korban terakhir ditemukan pada pukul 04.45 Wita, atas nama Saltani alias Toni (45).
"Setelah korban terakhir ditemukan dan dievakuasi, operasi pencarian pun selesai. Tim gabungan dan para sukarelawan langsung balik kanan," katanya.
Empat korban lain ditemukan dalam operasi pencarian mulai dari Senin sore hingga Senin malam. Korban pertama ditemukan pada pukul 16.30 Wita atas nama Muhammad alias Jumat (30).
Setelah itu, ditemukan korban atas nama Aulia Rahman alias Aau (25) pada pukul 17.55, Rofi\'i alias Jomang (25) pada pukul 21.30, Noval alias Oval (25) pada pukul 21.45 Wita. "Semua korban ditemukan dalam kondisi meninggal," ujarnya.
Semua korban adalah warga Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru yang sehari-hari bekerja di lokasi penambangan dan pendulangan intan tradisional di daerah setempat. Jenazah para korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 13.30 Wita saat para korban sedang melakukan aktivitas mendulang seperti biasa. Saat itu, ada tujuh orang yang berada di lokasi kejadian.
Dua orang pekerja yang akhirnya menjadi saksi kejadian, yakni Nahdi (30) dan Ipul (25) saat itu berada di pinggiran tebing, sedangkan lima pekerja lain yang menjadi korban berada di bawah atau lubang tambang.
"Saat terjadi longsor, lima pekerja di lubang tambang langsung tertimbun tanah, sedangkan dua pekerja lainnya masih sempat menyelamatkan diri dan terhindar dari bencana itu," katanya.
Menurut Wahyuddin, ketinggian tebing yang longsor mencapai 15 meter dan tepat berada di atas para korban. Lahan tambang intan itu memang rawan longsor karena paginya diguyur hujan deras.
Pencarian para korban dilakukan tim gabungan dari BPBD, Tagana, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Palang Merah Indonesia, TNI dan Polri, serta sukarelawan dan masyarakat setempat.
Kepala Kantor SAR Banjarmasin Mujiono mengatakan, operasi pencarian terhadap para korban longsor di lubang tambang intan tradisional oleh tim SAR gabungan dinyatakan selesai dan ditutup pada pukul 06.30 Wita.