KUALA LUMPUR, MINGGU – Usia 35 tahun dan sederet prestasi cemerlang tidak membuat Lin Dan bosan juara. Pebulu tangkis senior China itu membuktikan masih mampu bersaing dengan pebulu tangkis yang lebih muda dengan meraih gelar juara Malaysia Terbuka, Minggu (7/4/2019).
Gelar itu diraihnya dengan menundukkan Chen Long, rekan senegara yang lima tahun lebih muda, lewat pertarungan tiga gim, 9-21, 21-17, 21-11 di Axiata Arena, Kuala Lumpur. Sukses di Malaysia ini sekaligus mengakhiri dua tahun puasa gelar Lin Dan di turnamen besar.
Gelar pada turnamen besar terakhir diraihnya juga di Malaysia Terbuka 2017, yang saat itu termasuk satu dari lima turnamen Premier Superseries, turnamen tertinggi yang dikelola Federasi Bulu Tangkis Dunia BWF. Saat ini Malaysia Terbuka termasuk dalam turnamen World Tour Super 750.
Meski tahun lalu sempat menjadi juara Selandia Baru Terbuka 2018, prestasinya terus merosot dan peringkatnya anjlok hingga posisi ke-16. Dari lima turnamen tahun ini sebelum Malaysia Terbuka, Lin Dan dua kali tersingkir pada babak pertama dan sekali pada babak kedua.
Hasil ini berbeda jauh dengan masa keemasannya yang ditandai dengan dua medali emas Olimpiade, lima kali juara dunia, enam kali juara All England, dan sederet prestasi lain yang membuatnya dijuluki Super Dan. Melawan Chen Long, Lin Dan kembali menampilkan ciri khasnya, permainan menyerang dengan net yang rapi dan smes yang terarah. Sebuah smes mengakhiri laga yang berlangsung hingga satu jam 18 menit.
Lewati masa sulit
Kepada wartawan, Lin Dan mengatakan kemenangannya atas Chen Long menjadi tanda, masa sulitnya telah usai. ”Penampilan saya tahun lalu tidak ideal, saya berada di bawah tekanan, bahkan kerap meragukan kemampuan saya sendiri,” ujarnya.
”Tetapi, di Malaysia ini saya bertekad untuk tampil maksimal dan kembali lapar gelar. Masa-masa buruk itu sudah berlalu,” ujarnya.
Sebagai juara, Lin Dan meraih medali dan uang senilai 40 ribu dollar AS (Rp 690 juta) yang diserahkan oleh rival abadinya, bintang bulu tangkis Malaysia Lee Chong Wei (36). Lee absen dari turnamen yang 12 kali dijuarainya ini karena tengah memulihkan diri dari kanker hidung yang dideritanya tahun lalu.
Pebulu tangkis China mendominasi turnamen ini dengan menyabet tiga gelar lain di nomor ganda. Li Junhui/Liu Yuchen merebut juara ganda putra setelah mengalahkan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-12, 21-17. Ganda putri Chen Qingchen/Jia Yifan memenangi laga sesama pasangan China melawan Du Yue/Li Yinhui, 21-14, 21-15. Pada final sesama China lainnya, ganda campuran nomor satu dunia Zheng Siwei/Huang Yaqiong menang atas unggulan kedua Wang Yilyu/Huang Dongping, 21-17, 21-13.
Satu-satunya gelar yang lolos dari tangan China direbut tunggal putri Taiwan, Tai Tzu-ying. Pebulu tangkis nomor satu dunia itu merebut gelar ketiganya berturut-turut di Malaysia Terbuka setelah mengalahkan pebulu tangkis Jepang, Akane Yamaguchi, 21-16, 21-19.
Melawan Yamaguchi, yang selalu tampil ulet, Tai yang menjadi pemuncak tunggal putri dunia sejak 1 Desember 2016 ini tampil dengan pukulannya yang tepat dan cekatan, serta kemampuan membaca pertandingan.
”Akane sangat ulet mengejar bola dan jarang berbuat kesalahan. Justru saya yang membuat banyak kesalahan di game kedua sehingga sempat kesulitan,” uar Tai seperti dikutip laman resmi BWF. (AFP)