Jam dinding menunjukkan pukul 23.00 di sebuah hotel di Yogyakarta, 28 Maret 2019. Malam itu, Ma’ruf Amin baru saja tiba seusai mendatangi acara shalawat di Lapangan Lumbungrejo, Tempel, Sleman, yang menjadi salah satu agenda kampanyenya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di acara itu, Ma’ruf ikut larut dalam euforia lantunan puji-pujian yang dikumandangkan massa bersama penyanyi shalawat Ali Shodiqin atau Gus Ali ”Gondrong”. Dan sama seperti di titik-titik kampanye yang lain, dia juga berorasi menyampaikan visi, misi, dan program, sekaligus mengajak masyarakat memilihnya bersama pasangannya, calon presiden Joko Widodo.
Yogyakarta menjadi provinsi kedelapan yang didatanginya sejak pertengahan Maret 2019. Mendekati waktu Pemilu 2019, 17 April 2019, Ma’ruf memang mengintensifkan kampanyenya. Hampir tiap hari dia bergerak, bertemu masyarakat, dan meyakinkan mereka agar memilih Jokowi-Amin.
Sejak masa kampanye rapat umum resmi dimulai, 24 Maret 2019, Ma’ruf terlihat hanya menghabiskan satu hari untuk beristirahat di kediamannya, di Jakarta.
Sekalipun agendanya padat, pada malam itu Ma’ruf tak terlihat lelah. Dia masih meluangkan waktu bersama wartawan, bersemangat menjawab setiap pertanyaan wartawan sambil sesekali bercanda. Sementara beberapa jam lagi ia harus melanjutkan kampanye ke Palembang dengan penerbangan dini hari.
”Capek, itu sudah pasti. Tetapi, capek itu biasa saja. Kalau banyak bergerak, sudah pasti capek, kan? Habis itu, istirahat lagi, segar lagi,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Kompas, sejak masa kampanye akbar dimulai, Ma’ruf sudah mengunjungi delapan provinsi, di antaranya Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Palembang, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Ia berbagi tugas wilayah kampanye dan segmen pemilih dengan Jokowi yang menyambangi titik-titik di kawasan timur Indonesia.
Sopir taksi
Ia pun berkelakar dan mengibaratkan hidupnya pada akhir-akhir ini seperti sopir taksi yang sedang mengejar setoran.
”Sekarang jadi cawapres, jarang di rumah, sukanya muter-muter. Kayak sopir taksi ngejar setoran,” ujarnya.
Untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima, Ma’ruf sebisa mungkin tidur saat dalam perjalanan dari satu titik kampanye ke titik kampanye lainnya. Kemudian ketika tiba di kota yang menjadi titik kampanye, Ma’ruf biasanya istirahat dulu di hotel. Setelah rehat sejenak sekitar 30 menit hingga 1 jam, barulah dia bergerak ke lokasi kampanye.
”Mau tidak mau dicukup-cukupin saja. Kalau kurang tidur, ya sudah, dicukupkan saja selama perjalanan, tetapi kami jalan saja terus,” katanya.
Selain itu, Ma’ruf secara rutin juga diberi asupan suplemen vitamin oleh dokter pribadinya untuk menjaga kebugaran.
”Vitamin” lain bagi Ma’ruf hadir dalam diri Wury Estu Handayani. Istri Ma’ruf ini senantiasa mendampingi saat Ma’ruf kampanye ke daerah. Kehadirannya tak hanya memompa semangatnya di kala badan terasa lelah. Wury juga turut menjaga agar Ma’ruf tetap sehat dan bugar.
Makanan yang dikonsumsi Ma’ruf, misalnya. Wury sering mengingatkan agar Ma’ruf mengerem kegemarannya terhadap makanan-makanan berkolesterol tinggi.
”Setiap hari dicek, makanannya jangan terlalu manis, jangan terlalu asin, yang penting banyak minum air putih. Untunglah Abah (panggilan akrab Ma’ruf) nurut,” kata Wury menambahkan.
Hoaks ditepis
Performa Ma’ruf yang tetap bugar ketika bergerak dari satu panggung kampanye ke panggung kampanye lainnya, sekalipun intensitasnya terus meningkat menjelang hari H, otomatis mematahkan banyak kabar bohong yang menyebut kesehatannya terganggu karena sibuk kampanye.
Salah satu kabar bohong itu muncul ketika ia sedang berkunjung ke Makam Raja-raja Sumenep di Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019). Saat itu, kembali beredar isu Ma’ruf sakit dan dirawat di rumah sakit.
”Ha-ha-ha-ha, hoaks itu. Orang saya lagi di Sumenep, kok, katanya masuk rumah sakit. Hoaksnya, kok, aneh banget,” katanya.
Selepas dari Madura, keesokan harinya Ma’ruf melanjutkan kampanye ke NTB, lalu Sukabumi dan Garut, Jawa Barat. Kampanye ini berjalan lancar, Ma’ruf bisa menyampaikan visi, misi, dan gagasannya di hadapan pendukungnya tanpa ada halangan kesehatan.
Ada-ada saja memang pemilu kali ini. Alih-alih sibuk menyebarkan visi, misi, dan program, yang disebarkan justru kabar bohong. Sayangnya, sebagian masyarakat memilih memercayai kabar bohong.