Perdana, ITB Anugerahkan Doktor Kehormatan kepada Perempuan
ITB menganugerahkan gelar doktor kehormatan (honoris causa) kepada CEO PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat, perempuan pertama yang menerima gelar itu dari ITB.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Institut Teknologi Bandung menganugerahkan gelar doktor kehormatan (honoris causa) kepada Chief Executive Officer PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/4/2019). Nurhayati menjadi perempuan pertama yang menerima gelar itu dari ITB.
Sebelumnya, terdapat 11 orang penerima doktor kehormatan dari ITB. Beberapa di antaranya adalah Presiden pertama Indonesia Soekarno, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hartanto Sastrosoenarto, serta peraih nobel Prof Peter Agre dan Prof Finn Erling Kydland.
“Penganugerahan doktor kehormatan ini akan mencatat sejarah tersendiri bagi ITB. Sebab, beliau (Nurhayati Subakat) adalah perempuan pertama yang mendapat gelar tersebut,” ujar Ketua Tim Promotor Yeyet Cahyati Sumirtapura.
Yeyet mengatakan, doktor kehormatan diberikan kepada seseorang yang telah memberikan sumbangsih nyata memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Selain itu, juga berdampak luar biasa bagi perkembangan kebudayaan bangsa serta kemanusiaan.
Menurut Yeyet, Nurhayati merupakan perempuan Indonesia yang telah berkarya nyata bagi masyarakat. Inovasi karyanya juga berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PT Paragon Technology and Innovation (PTI) yang dipimpin Nurhayati memproduksi kosmetik dengan merek dagang Wardah. Perusahaan tersebut menjadi industri kosmetik nomor satu di Indonesia dengan memproduksi 135 juta produk per tahun.
ITB dengan bangga memberikan penghargaan kepada semua pihak yang menghasilkan karya-karya nyata untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa menuju lebih maju dan sejahtera.
Yeyet mengatakan, PT PTI juga menghasilkan produk dengan formula unggulan. Salah satunya formula maskara pertama di Indonesia yang tembus air.
Selain Wardah, PT PTI juga mempunyai empat merek lainnya, yaitu Make Over, Emina, IX, dan Putri. Perusahaan berbasis riset dan inovasi ini mempekerjakan 10.194 karyawan.
“ITB dengan bangga memberikan penghargaan kepada semua pihak yang menghasilkan karya-karya nyata untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa menuju lebih maju dan sejahtera,” ujarnya.
Nurhayati menempuh pendidikan sarjana dan apoteker di ITB pada 1971-1975. Sebelum menjalankan usahanya sendiri, dia pernah bekerja sebagai manajer pengendali mutu di Wella Cosmetics pada 1975-1985.
Sejak 1985, Nurhayati mendirikan industri rumahan produk sampo. Saat itu, usahanya hanya dijalankan dua karyawan. Nurhayati pun terus mengembangkan formulasinya hingga mampu bersaing di pasar sampai saat ini.
Berbagai dimensi dan parameter mutu selalu dipertimbangkan dalam menciptakan formula produknya. Hal itu meliputi parameter mutu, organoleptik, keamanan, efikasi, serta ditambah parameter halal.
Nurhayati mengatakan, penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut menambah motivasi untuk terus berinovasi. “Gelar ini diperoleh berkat hasil kerja tim. Jadi, ini penghargaan untuk karya anak bangsa. Mungkin kami pertama kali, perusahaan yang merupakan produk lokal bisa menyaingi produk multinasional,” ujarnya.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada Nurhayati diharapkan menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi.