AS Pastikan Pilot Turki Tetap Bisa Berlatih dengan F-35
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
ARIZONA, JUMAT -- Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memastikan pilot-pilot Turki tetap bisa berlatih menggunakan jet tempur F-35. Akan tetapi, tetap tidak ada kejelasan soal pengiriman jet temput itu ke Turki.
"Pelatihan akan berlanjut di Pangkalan Udara Luke," kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS Charlie Summers, Kamis (4/4/2019) waktu Washington atau Jumat dini hari WIB.
Produsen jet tempur itu, Lockheed Martins, sudah mengirimkan satu F-35 ke Pangkalan Udara (Lanud) Luke di Negara Bagian Arizona. Sementara satu F-35 lagi dijadwalkan tiba pada hari Jumat ini di Lanud Luke. Di sana, pilot-pilot Turki berlatih menggunakan F-35.
AS dan Turki sedang berselisih soal jet tempur terbaru yang dikembangkan bersama oleh anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu. AS memutuskan menunda pengiriman F-35 pesanan Turki. Sebab, Ankara berkeras membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Keputusan pembelian sistem pertahanan S-400 oleh Turki itu mencemaskan sekutu Turki di NATO. Sebab, integrasi sistem pertahanan Turki dikhawatirkan membuat S-400 dan F-35, serta aneka produk buatan NATO, saling mengenali. Pengenalan itu membuat semua produsen produk pertahanan Rusia bisa mengembangkan cara menghadapi produk persenjataan dan pertahanan NATO, termasuk F-35.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, pembelian S-400 tidak akan dibatalkan. Turki mengusulkan pembentukan kelompok pengkajian untuk menelaah potensi ancaman S-400 yang akan dioperasikan Turki. AS menanggapi usulan itu dengan menyatakan tidak pernah mempertimbangkannya karena dianggap tidak perlu untuk saat ini.
AS tidak hanya menunda pengiriman F-35 sebagai cara menekan Turki agar membatalkan pembelian S-400. Washington menawarkan potongan harga rudal patriot buatan AS sebagai pengganti S-400 yang akan dibeli Ankara. Turki menyatakan, transaksi itu hanya bisa terjadi jika syarat-syarat dalam perjanjiannya disepakati kedua belah pihak.
AS dikenal berulang kali menerapkan serangkaian syarat kepada negara lain yang membeli produk pertahanannya. Pelanggaran syarat penggunaan itu akan berujung sanksi, baik keuangan maupun embargo pembelian lanjutan. Embargo menyebabkan produk buatan AS tidak bisa digunakan pembelinya secara optimal.
Kontribusi Turki
Sebagai anggota NATO, Turki ikut mengembangkan dan bisa membeli jet tempur terbaru F-35. Sejak 2004, Turki ikut program pengembangan jet tempur yang diproduksi oleh perusahaan AS, Lockheed Martins.
Sedikitnya tujuh perusahaan Turki terlibat dalam pengembangan produksi F-35. Perusahaan itu, antara lain, Alp Aviation yang membuat kerangka, perangkat pendaratan, hingga baling-baling. Sementara Ayesas ikut memproduksi bagian pengendalian peluncuran rudal dan layar di kokpit.
Adapun Fokker Elmo membuat sebagian jaringan kelistrikan dan interkoneksi (EWIS). Ada pula Roketsan dan Tubitak-SAGE yang memproduksi rudal berpemandu yang dipakai di F-35. Sementara Turkish Aerospace Industries membuat penopang mesin, pintu ruang senjata, saluran udara, hingga kulit luar F-35 yang menggunakan bahan komposit.
Beberapa waktu lalu, AS menyatakan tengah mencari produsen pengganti untuk suku cadang yang dibuat di Turki. Washington yakin bisa mendapatkannya walau tidak dijelaskan bagaimana caranya.