JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diprediksi akan menjadi partai pemenang pada pemilihan umum serentak 2019. Keunggulan partai yang diketuai Megawati Soekarno Putri ini tidak terlepas dari kokohnya infrastruktur partai dan efek ekor jas Joko Widodo sebagai calon presiden.
Berdasarkan hasil survei dari Charta Politika yang dirilis Kamis (4/4/2019) di Jakarta, PDI-P menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dibandingkan partai lainnya, yakni sebesar 25,3 persen. Survei yang dilakukan pada 19-25 Maret tersebut melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi dengan margin of error +/- 2,2 persen.
Hasil survei juga menunjukkan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang diketuai calon presiden Prabowo Subianto menempati posisi kedua dengan elektabilitas 16,2 persen. Partai Golkar menyusul di posisi ketiga dengan 11,3 persen.
Selain Charta, hasil survei dari lembaga survei lainnya juga menempatkan PDI-P sebagai partai teratas. Litbang Kompas menunjukkan, PDI-P menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi, yakni 26,9 persen. Sementara Gerindra menempati posisi kedua dengan elektabilitas 17 persen dan disusul Golkar di urutan ketiga dengan 9,4 persen.
Survei Litbang Kompas tersebut dilakukan pada akhir Februari hingga awal Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dan margin of error +/- 2,2 persen.
Pada survei Indobarometer yang dilakukan pada 1-7 Maret 2019 dengan jumlah responden 1.280 orang dan margin of error +/- 2,98, PDI-P menjadi yang teratas dengan elektabilitas 23,5 persen. Urutan kedua dan ketiga ditempati Gerindra dengan elektabilitas 13,4 persen, sedangkan Golkar 10,2 persen.
Sementara hasil survei dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada 15-22 Maret 2019, elektabilitas PDI-P sebesar 25,9 persen, diikuti Gerindra 13,3 persen, dan Golkar 9,4 persen. Survei tersebut melibatkan 1.960 responden yang dipilih acak di 34 provinsi di Indonesia dengan margin of error +/- 2,21 persen.
PDI-P di ambang kemenangan pada Pemilu 2019. Jika itu terjadi, PDI-P akan menciptakan sejarah baru sebagai partai pertama pada era pasca-Reformasi yang menang pada pemilu secara berurutan, yakni pada 2014 dan 2019.
Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, elektabilitas PDI-P hampir sulit terkejar partai lainnya jika melihat tren survei dari waktu ke waktu. Hal ini juga ditunjukkan dari selisih PDI-P dengan partai terdekatnya, yakni Gerindra, yang mayoritas mencapai 10 persen dengan margin of error di atas 2 persen.
”Saya kira bisa dikatakan PDI-P di ambang kemenangan pada Pemilu 2019. Jika itu terjadi, PDI-P akan menciptakan sejarah baru sebagai partai pertama pada era pasca-Reformasi yang menang pada pemilu secara berurutan, yakni pada 2014 dan 2019,” ujarnya.
Muslimin menjelaskan, elektabilitas PDI-P sulit terbendung karena PDI-P memiliki dua kekuatan yang sangat efektif untuk meraih suara. Dua kekuatan tersebut adalah infrastruktur partai seperti banyaknya pemilih loyal atau tradisional dan efek ekor jas dari majunya kembali Joko Widodo sebagai calon presiden periode 2019-2024.
Tidak terkejut
Politisi PDI-P, Masinton Pasaribu, mengaku tidak terkejut dengan hasil survei terbaru dari Charta Politika. Sebab, lembaga survei lainnya juga menempatkan PDI-P sebagai partai teratas yang diprediksi akan menang dalam Pemilu 2019.
”Kami berterima kasih karena di tengah gempuran isu hoaks anti-Islam dan propaganda yang menyerang PDI-P, ternyata rakyat masih memberikan dukungan dan kepercayaan politiknya kepada PDI-P,” tuturnya.
Meski demikian, Masinton menyatakan bahwa PDI-P melihat semua hasil survei tersebut hanya sebagai gambaran dan tidak membuat PDI-P terlena atau berpuas diri. Menurut dia, PDI-P akan tetap bekerja meyakinkan masyarakat dengan lebih optimal hingga masa kampanye berakhir.