Minat literasi untuk anak-anak yang tinggal di lembaga pemasyarakatan perlu ditingkatkan. Payung Literasi Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengadakan nonton bareng film dokumenter dan baca puisi bersama anak-anak binaan di lembaga pemasyarakatan anak.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Minat literasi untuk anak-anak yang tinggal di lembaga pemasyarakatan perlu ditingkatkan. Payung Literasi Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengadakan nonton bareng film dokumenter dan baca puisi bersama anak-anak binaan di lembaga pemasyarakatan anak.
Payung Literasi, sebuah komunitas para pegiat literasi pada Kamis (4/4/2019) berkunjung ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedikitnya 16 anak binaan mengikuti kegiatan tersebut. Terdapat beberapa judul film yang ditayangkan, seperti film dokumenter “Melawan Diam untuk Hutan” karya Himba Indonesia dan film animasi “Lebah Ganteng.”
“Upaya peningkatan dan kegiatan literasi itu hak semua orang, sama seperti pendidikan. Apalagi untuk anak-anak binaan ini menjadi sangat penting, jangan sampai mereka merasa dilupakan,” kata Koordinator Payung Literasi Palangkaraya Yusi Marie, Kamis (4/4/2019).
Tak tertinggal pula sebelumnya kegiatan berbagi kasih berupa penyerahan buku bacaan dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah dan Rumah Baca Bahijau dan Payung Literasi kepada Kepala LPKA Kelas II A Palangka Raya Mubasirudin.
Selama ini Payung Literasi biasanya menggelar kegiatan Mahaga Bahasa di Perpustakaan Daerah, SD, SMP/MTs, SMA, dan perguruan tinggi serta di aneka pergelaran komunitas. Namun, kali ini mereka membagi pengetahuannya bersama anak binaan.
Upaya peningkatan dan kegiatan literasi itu hak semua orang, sama seperti pendidikan. Apalagi untuk anak-anak binaan ini menjadi sangat penting, jangan sampai mereka merasa dilupakan
“Sesuai dengan namanya, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Palangka Raya ini memang membina terhadap anak-anak yang melakukan tindakan melanggar hukum dari berbagai latar kasus yang beragam, seperti pencurian dan penyalahgunaan narkoba,” kata Mubasirudin.
Mubasirudin mengungkapkan, dengan pendekatan kasih sayang, anak-anak mendapat pembinaan bukan hukuman. Upaya yang dilakukan Payung Literasi sejalan dengan pendekatan pembinaan yang selama ini sudah dilakukan pihaknya.
Pada dasarnya anak-anak di mana pun, tambah Mubasirudin, selalu ingin beraktivitas dan bersosialisasi secara gembira bebas dengan siapa saja. Mereka suka dengan dunia keceriaan dengan berinteraksi dengan dunia luar tanpa penghalang.
“Peristiwa dalam hidup memang tak terduga, mereka kemudian terjerumus. Tetapi jalan keluar selalu ada,” kata Mubasirudin.
Lukman Juhara guru SMAN 5 Palangka Raya, ikut menjadi bagian dalam kegiatan tersebut. Melalui pantunnya ia mengajak agar anak-anak binaan LPKA Kelas II menjadi pribadi bangkit dari kekhilafan dan menyadari kesalahan sebagai upaya untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dan terpuji.
“Kekeliruan dan keterpurukan harus segera diinsafi sebagai pelajaran berharga untuk membangun pribadi kuat menghadapi godaan dan ujian dalam kehidupan,” kata Juhara.