Kegembiraan Semu ”Lili Putih” Bersama Stadion Rp 18,74 Triliun
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, RABU — Kegembiraan Son Heung-min dan rekan-rekan bersama para suporter Tottenham Hotspur mengiringi kemenangan pertama di stadion baru seharga 1 miliar poundsterling atau Rp 18,74 triliun. Kegembiraan itu hanya sesaat. Di balik itu, ”Lili Putih”, julukannya, harus menanggung dampak besarnya biaya pembangunan stadion.
Spurs kembali bermain di markasnya sendiri setelah meminjam Stadion Wembley selama dua tahun terakhir. Stadion Tottenham Hotspur, pengganti dari stadion sebelumnya, White Hart Lane, resmi digunakan saat Spurs mengalahkan Crystal Palace, 2-0, dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Kamis (4/4/2019) dini hari WIB.
Pertunjukan kembang api spektakuler mengawali perayaan kemenangan Spurs. Di dalam dukungan 59.215 penonton, Son dan Christian Eriksen menjadi pahlawan kemenangan lewat golnya pada babak kedua.
”Saya sangat bangga. Sulit mendeskripsikan perasaan ini, sangat emosional sebelum laga. Ini adalah momen terbaik dalam hidup saya bisa berada di salah satu stadion terbaik di dunia. Momen ini sama spesialnya dengan hari terakhir di White Hart Lane,” kata Pelatih Sprus Mauricio Pochettino seusai laga.
Stadion baru Spurs merupakan inisiatif dari presiden klub, Daniel Levy. Di Stadion Tottenham Hotspur, kapasitasnya mencapai 62.062 penonton atau hampir dua kali kapasitas White Hart Lane, 36.000 penonton. Stadion ini menjadi yang terbesar kedua di Inggris setelah Wembley.
Son dan rekan-rekan beradaptasi dengan cepat di stadion baru. Meski sempat grogi dan tampil buruk pada babak pertama, mereka akhirnya bisa meraih kemenangan yang membawanya naik ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan 64 poin.
Masa kelam
Di balik keceriaan kemenangan perdana, Spurs menatap masa depan abu-abu. Mereka harus menanggung utang 637 juta poundsterling (Rp 11,93 triliun) dalam pembangunan stadion sebesar 1 miliar poundsterling (18,74 triliun).
Masalah finansial itu baru akan terasa pada musim-musim berikutnya. Hal tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada kebijakan transfer ”Lili Putih” dalam musim-musim berikutnya.
Sebagai gambaran awalnya, Spurs sangat irit dalam 5 tahun terakhir. Sejak kedatangan Pochettino pada 2014, mereka hanya mengeluarkan biaya transfer sebesar 29 juta poundsterling (Rp 543,48 miliar) dibandingkan dengan klub raksasa lain, Manchester City (518 juta poundsterling atau Rp 9,7 triliun)), Manchester United (466 juta poundsterling atau Rp 8,73 triliun), Arsenal (225 juta poundsterling atau Rp 4,77 triliun), Chelsea (200 juta poundsterling atau Rp 3,74 triliun), dan Liverpool (183 juta poundsterling atau Rp 3,42 triliun).
Permasalahan transfer pemain memburuk pada musim ini. Spurs tidak membeli satu pemain pun dalam dua bursa transfer terakhir. Mereka justru menjual gelandang tengahnya, Moussa Dembele.
Pembangunan stadion baru pernah menjadi mimpi buruk bagi tetangga sekaligus rival Spurs, Arsenal. Kala itu, pada 2006 Arsenal pindah dari Stadion Highbury ke Stadion Emirates .
Dengan biaya sebesar 380 juta poundsterling (Rp 7,12 triliun) dan utang sebesar 200 juta poundsterling (Rp 3,74 triliun), ”The Gunners” butuh satu dekade untuk memulihkan keuangan klub. Selama masa itu, mantan Pelatih Arsenal Arsene Wenger harus menjual pemain bintangnya setiap musim. Mereka pun paceklik prestasi, dari tiga kali juara liga dalam delapan musim menjadi nirgelar liga sejak 2006 hingga kini.
Spurs mungkin akan sulit menggapai mimpi juara dalam musim depan. Namun, setidaknya mereka masih bisa bertahan di papan atas. Syaratnya, mereka harus mempertahankan Pochettino dan pemain bintang, seperti Harry Kane dan Eriksen, yang akan mendapatkan tawaran dari tim-tim besar pada jendela transfer mendatang.
Menghibur
Selain itu, tim asal London Utara itu juga wajib masuk Liga Champions setiap musim. Keberadaan di kompetisi tertinggi Benua Eropa tersebut membantu arus pemasukan klub.
Levy sedikit menghibur suporter Spurs. Menurut dia, pembangunan stadion tidak akan berdampak langsung pada kebijakan pembelian pemain. ”Kami fleksibel sementara ini. Jika dibutuhkan dan pemain pantas, kami bersedia mengeluarkan uang. Sementara itu, kami lebih menekankan produk asli dari akademi,” katanya.
Presiden klub berkepala pelontos itu meyakini bahwa pembangunan stadion baru merupakan langkah besar klub. Cara ini membuat klub bisa konsisten menjadi tim besar pada masa depan.
”Anda tidak bisa menjadi tim besar dengan kapasitas 36.000 penonton. Anda harus memiliki stadion besar agar bisa bersaing dengan Bayern Muenchen, Real Madrid, ataupun Barcelona,” tambah Levy. (AP/REUTERS/BBC)