Persiapan peluncuran satelit Nusantara Satu di Amerika Serikat, Kamis (21/2/2019) waktu setempat.
JAKARTA, KOMPAS — Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara mengorbit pada 146 derajat Bujur Timur atau di atas Papua. Kini, satelit itu mulai melayani kebutuhan internet masyarakat Indonesia.
Satelit itu diluncurkan pada 22 Februari 2019 pukul 08.45 WIB dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit Nusantara Satu dibangun oleh SSL, perusahaan pembuat satelit Amerika Serikat (AS). Peluncurannya menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. Satelit itu menggantikan peran Satelit PSN VR2 yang dibuat pada 1997.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso menyampaikan, satelit Nusantara Satu menempati orbit pada 7 Maret 2019. Selanjutnya, satelit Nusantara Satu melalui serangkaian tes di orbit untuk menguji kondisi satelit setelah peluncuran. Saat ini satelit siap beroperasi penuh dan diharapkan dapat mengatasi kesenjangan akses internet.
Saat ini, sekitar 3.000 desa dapat dikoneksikan oleh PSN. Pada 2020-2021, ditargetkan 25.000 desa tersambung internet.
”Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi kesenjangan digital di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Adi melalui siaran pers, Senin (1/4/2019).
Pemimpin Proyek Nusantara Satu Dani Indra Widjanarko, yang juga menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN, menjelaskan, seluruh spesifikasi teknis satelit itu sesuai rancangan. Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.
Sampai saat ini, masih ada 25.000 desa atau sekitar 25 juta orang, dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, yang belum terjangkau akses internet memadai.
Adi menambahkan, pihaknya berkomitmen membangun infrastruktur komunikasi bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, sekitar 3.000 desa dapat dikoneksikan oleh PSN. Pada 2020-2021, ditargetkan 25.000 desa tersambung internet.
”Kami yakin, kemampuan yang dimiliki satelit Nusantara Satu dapat membuka akses teknologi informasi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah sehingga mampu membuka peluang bagi percepatan ekonomi di daerah,” kata Adi.
Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband dengan teknologi high throughput satellite. (LKT)