Pemilu 2019 menjadi pemilu pertama yang diikuti Partai Berkarya yang dipimpin Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Partai ini merupakan hasil dari fusi dua partai politik, yakni Partai Beringin Karya dan Partai Nasional Republik. Partai ini didirikan pada 15 Juli 2016 dan disahkan sebagai partai politik pada 13 Oktober 2016.
Partai ini menggandeng Priyo Budi Santoso sebagai sekretaris jenderal. Priyo merupakan Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Pada pemilu mendatang, Partai Berkarya membidik pemilih dari kelompok gen X (usia 39-54 tahun) ke atas. Pasalnya, kelompok usia itu mungkin memiliki kenangan manis saat Orde Baru.
Meski demikian, partai ini meyakini juga akan mendapatkan suara dari generasi yang tumbuh pasca-Orde Baru meski kelompok pemilih itu tidak bersentuhan langsung dengan pengalaman pada era itu. Lewat 575 calon anggota legislatif yang ditawarkan di 80 daerah pemilihan dalam Pemilu Legislatif 2019, Partai Berkarya berharap dapat menembus ambang batas parlemen yang besarnya 4 persen guna mendapatkan kursi DPR.
Oleh karena mengunggulkan era Orde Baru, jargon di era kepemimpinan Soeharto kembali ditawarkan oleh Partai Berkarya sebagai penarik massa. Salah satunya adalah Trilogi Pembangunan yang terdiri dari stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan, yang disesuaikan dengan kebutuhan bangsa saat ini. Partai Berkarya berharap dapat menggelorakan semangat kerakyatan berbasis Trilogi Pembangunan.
Keluarga Soeharto
Demi meretas kembali kejayaan politik seperti pada era Orde Baru, sejumlah anggota keluarga besar Soeharto kompak masuk ke Partai Berkarya. Mereka yang awalnya merupakan kader partai lain berpindah haluan ke Partai Berkarya, seperti Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) dari Partai Golkar dan Retnosari Widowati Harjojudanto (Eno Sigit) yang sebelumnya merupakan kader Partai Gerindra.
Demi meretas kembali kejayaan politik seperti di era Orde Baru, sejumlah anggota keluarga besar Soeharto kompak masuk ke Partai Berkarya. Mereka yang awalnya merupakan kader partai lain berpindah haluan ke Partai Berkarya.
Siti Hardianti Rukmana (Tutut Soeharto) juga merapat ke partai ini sebagai juru kampanye. Sebelumnya, Tutut memperkenalkan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) pada Pemilu 2004 dan 2009. PKPB meraih dua kursi DPR pada 2004, tetapi gagal pada Pemilu 2009 karena perolehan suara tidak melampaui ambang batas pemilu.
Selain Tommy Soeharto yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (dapil Papua), ada pula nama lain. Titiek Soeharto menjadi calon anggota legislatif di dapil Daerah Istimewa Yogyakarta dan Muhammad Ali Reza (menantu dari Tutut) di dapil DKI Jakarta I.
Akhirnya, ketentuan ambang batas parlemen sebesar 4 persen dari suara sah nasional menjadi ujian selanjutnya bagi Partai Berkarya untuk mendapat kursi DPR. Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, elektabilitas partai ini hanya 0,5 persen. Selain itu, KPU baru saja membatalkan keikutsertaan Partai Berkarya menjadi peserta pemilu anggota DPRD di 27 kabupaten dan 1 kota (di 11 provinsi) karena tidak menyerahkan laporan awal dana kampanye.