Ole Gunnar Solskjaer telah mengembalikan tradisi permainan menyerang ke dalam skuad Manchester United. Dia pun menjadi aktor utama untuk mengulang kejayaan Setan Merah.
MANCHESTER, KAMIS - Hampir sepanjang karier sepak bolanya, Ole Gunnar Solskjaer berperan sebagai figuran. Namun, mulai Kamis (28/3/2019), Solskjaer menjadi aktor utama dalam upaya membangun ulang kejayaan Manchester United berkat kontrak tiga tahun sebagai manajer tetap ”Setan Merah”.
Lirik ”Ole di belakang kemudi”, lagu yang rutin dinyanyikan pecinta MU di stadion akhir-akhir ini, mendadak nyaring terdengar hingga ke ruang jagat maya, kemarin. Kabar soal dikontraknya Solskjaer sebagai manajer permenan Setan Merah hingga 2022 menjadi pemicu kegembiraan itu.
Kabar itu mengundang banyak reaksi positif dari insan sepak bola, khususnya mereka yang sangat mengenal Setan Merah. ”Yes, akhirnya Ole resmi di belakang kemudi (MU). Ditandatangani, disegel, dan terkirim! Manajer MU! Saya menyimpan ucapan terima kasih untuknya nanti,” kicau Rio Ferdinand, mantan bak MU, di akun Twitter-nya.
Kabar diikatnya Solskjaer sebagai manajer tetap MU memang sedikit mengejutkan. Ya, paling tidak itu muncul lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, yaitu akhir pekan. ”Saya tidak menyangka hal ini saat ia ditunjuk dulu (sebagai manajer interim MU). Namun, bagaimanapun, hasil dan semangat di klub (MU) sangat luar biasa sejak ia datang. Ia pantas mendapatkannya,” tutur Gary Neville, legenda MU lainnya.
Seperti halnya saat masih menjadi pemain di MU, Solskjaer awalnya hanya diplot sebagai ”pemain pengganti” di kursi manajerial MU. Ya, ia menjadi manajer interim MU setelah Jose Mourinho dipecat akhir tahun lalu. Solskjaer diminta mengisi kekosongan di posisi itu hingga akhir musim ini atau setelah merekrut Mauricio Pochettino, manajer buruan utama MU.
Namun, takdir berkata lain. Solskjaer, yang sebetulnya berstatus pinjaman dari Molde FK (klub di Norwegia), melakukan ”perlawanan” di klub yang dicintainya itu. Ia tidak ingin lagi sekadar menjadi figuran. Ia ingin diperhitungkan, menjadi tokoh penting di belakang kemudi MU seperti gurunya, Sir Alex Ferguson. Menakhodai MU, ucapnya, adalah profesi dambaan bagi semua manajer.
”Ini pekerjaan yang selalu saya impikan. Saya lebih dari gembira atas kesempatan memimpin klub ini dalam jangka panjang. Mudah-mudahan saya bisa memberikan kesuksesan berkelanjutan, hal yang laik didapatkan fans kami yang menakjubkan,” tutur Solskjaer di situs resmi MU.
Para petinggi MU membatalkan rencana awalnya, yaitu mengontrak Pochettino akhir musim ini karena terkesan dengan kinerja Solskjaer. Manajer yang dijuluki ”si pembunuh berwajah imut” itu meluluhkan hati para pemilik MU. Ia dianggap mengembalikan ”United Way” alias tradisi atau jalan hidup MU di era kejayaannya bersama Ferguson. Itu dibuktikan dengan keberhasilan MU memukul balik Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions.
Rekor Solskjaer sebagai manajer interim cukup menawan, yaitu 14 kemenangan, dua kali imbang, dan tiga kekalahan, dalam 19 laga. Namun, hal paling mengesankan dari MU saat diasuh Solskjaer adalah cara bermainnya. Setan Merah tidak lagi oportunistis seperti di era Mourinho, maupun pragmatis, yang menjadi ciri khas MU di era manajer Louis van Gaal.
Pemain muda
MU lebih berani dalam menyerang dan bermain cepat seperti di era Ferguson. Tidak heran, mereka bisa menegakkan kepalanya atas rival-rival sengitnya di Liga Inggris seperti Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur. Tak hanya itu, Solskjaer juga mengangkat pemain muda seperti Marcus Rashford, Tahith Chong, dan Mason Greenwood, persis yang dilakukan Ferguson di masa keemasan MU.
”Dalam jangka waktu yang pendek, ia menawarkan banyak hal yang telah lama tidak lagi kita lihat (di MU). Penunjukan dirinya (sebagai manajer tetap) adalah hal hebat, khususnya dari perspektif suporter. Ini hari yang bagus,” tutur Peter Schmeichel, kiper legendaris MU berkomentar soal Solskjaer.
Meskipun demikian, sejumlah pihak meminta pihak klub mendukung penuh Solskjaer di MU. Itu salah satunya dengan komitmen dukungan finansial untuk belanja pemain di musim baru. Sejumlah talenta muda yang disebut-sebut calon bintang masa depan seperti Jadon Sancho, Declan Rice, dan Aaron Wan-Bissaka, menjadi prioritas buruan Solskjaer di musim baru mendatang.
”Pencapaiannya sejauh ini cukup bagus. Namun, pekerjaannya itu masih berproses. Untuk itu, sangatlah penting jika pemilik klub mendukungnya penuh dalam hal finansial. MU perlu merekrut pemain berkelas dunia untuk membuat tim ini lebih kuat,” bunyi pernyataan MU Suporter Trust, kelompok pendukung Manchester United. (AFP/Reuters)