Paduan Budaya Nusantara dan Jazz di Mangkunegaran Jazz Festival
Mangkunegaran Jazz Festival, pergelaran yang memadukan konser musik jazz dengan seni budaya Nusantara, digelar di Solo, Jawa Tengah, Jumat-Sabtu (29-30/3/2019). Perhelatan ini diharapkan kian mendorong pariwisata di Solo dan menumbuhkan cinta generasi muda pada budaya bangsa.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Mangkunegaran Jazz Festival, pergelaran yang memadukan konser musik jazz dengan seni budaya Nusantara, digelar di Solo, Jawa Tengah, Jumat-Sabtu (29-30/3/2019). Perhelatan ini diharapkan kian mendorong pariwisata di Solo dan menumbuhkan cinta generasi muda pada budaya bangsa.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, pengagas Mangkunegaran Jazz Festival, mengemukakan, selain pementasan musik jazz di di Lapangan Kavallerie-Artillerie Pamedan, Puro Mangkunegaran, kegiatan ini juga akan menggelar festival kain tradisional Nusantara, Wastrafest.
Mangkunegaran Jazz Festival adalah perayaan musik dan kebudayaan. Masyarakat bisa menikmatinya tanpa dipungut biaya.
Wastrafest bakal memamerkan kain tradisional dari sejumlah daerah. Beragam koleksinya antara lain tenun ikat Sikka, Bajawa, dan Sumba dari Nusa Tenggara Timur, lurik (Klaten, Jateng), hingga batik Solo dan Yogyakarta.
”Pada dasarnya ini adalah acara yang menggabungkan musik dengan kebudayaan tradisional. Konsepnya akulturasi budaya modern dan tradisional. Jadi, ini bukan sekadar konser musik jazz,” katanya di Solo, Jumat (29/3/2019).
Mangkunegaran Jazz Festival 2019 mengusung tema ”Serat Waragasa” (jiwa, raga, dan rasa). Pertunjukan musik ini akan menampilkan artis nasional dan internasional.
”Malam ini akan tampil komunitas musik jazz Kota Solo, yaitu Sojazz, Pilipe Jazz, dan dan Warisan Jazz,” ujarnya.
Puncak konser musik jazz akan dihelat pada Sabtu malam. Bintangnya adalah Lianne La Havas dari Inggris. Lianne La Havas telah menelurkan dua album, yakni Is Your Love Big Enough? dan Blood dengan singel hit ”Unstoppable”. Artis nasional yang juga akan tampil adalah D’Masiv, Eva Celia, Ardhito Pramono, Jordy Waelauruw, dan Tommy Pratomo.
”Mangkunegaran Jazz Festival ini adalah perayaan musik dan kebudayaan. Masyarakat bisa menikmatinya tanpa dipungut biaya,” katanya.
GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, penggagas Mangkunegaran Jazz Festival lainnya, yang juga pembina Kemantren Langen Praja (Departemen Seni Budaya) Puro Mangkunegaran, mengatakan, acara ini bakal disemarakkan pementasan tari tradisional. Dua tari yang ditampilkan adalah Golek Cluntang dan Handogo Bugis.