JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggagas gerakan #MembacaJakarta untuk mendorong minat baca anak kelompok usia 7-12 tahun. Sedikitnya 100 ruang baca diajak terlibat untuk menyemarakkan kegiatan yang akan berlangsung pada 1 April hingga 30 April 2019.
Ketua Forum Taman Baca DKI Jakarta Nandha Juliasty, di Jakarta, Jumat (3/29), mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan membangun kegemaran anak membaca sejak dini. Melalui gerakan #MembacaJakarta diharapkan taman baca yang telah tersedia dapat dimanfaatkan warga sekitar dengan lebih maksimal.
Penelitian Central Connecticut University (CCSU) pada 2014 menempatkan peringkat literasi masyarakat Indonesia di posisi ke-60 dari 61 negara. Nandha menilai, hal itu harus disikapi dengan serius jika Indonesia memang berniat memperbaiki tingkat literasi di level dunia.
”Ada banyak survei internasional yang meneliti hal serupa. Hasilnya, tingkat literasi masyarakat Indonesia selalu berada di peringkat menengah ke bawah,” kata Nandha.
Menurut dia, idealnya anak usia 7-9 tahun membaca selama 15 menit per hari. Adapun anak usia 9-12 tahun seharusnya dibiasakan membaca rata-rata selama 30 menit per hari.
Dalam gerakan #MembacaJakarta tersebut, pengurus ruang baca, pegiat literasi, dan sukarelawan akan memantau kegiatan membaca anak, membaca selama 30 hari, secara intensif. Mereka bertugas membantu anak membuat peta cerita agar kisah dalam buku yang telah dibaca dapat diingat anak lebih baik.
”Peta cerita tidak sama dengan resensi buku. Isinya sederhana, hanya meliputi nama tokoh dan jalan cerita secara garis besar. Dengan menanamkan budaya mencatat itu, kami berharap kultur membaca dapat tertanam di diri anak sedari mereka belia,” kata Nandha.
Ruang baca yang terlibat dalam gerakan #MembacaJakarta meliputi perpustakaan di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan taman baca masyarakat yang didirikan secara swadaya. Nandha menambahkan, semua ruang baca di Jakarta yang mau bergabung bisa menjadi bagian gerakan tersebut.
Titik baca
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran (P2PKM) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Suryanto menyatakan, gerakan #MembacaJakarta penting untuk mengembangkan ruang baca terkecil di lingkungan warga agar lebih berdaya.
”Ruang baca terkecil dan terdekat di lingkungan sosial warga merupakan yang terpenting dalam usaha meningkatkan literasi masyarakat. Jika titik baca terkecil itu bisa dikembangkan menjadi lebih aktif, warga akan lebih tertarik datang membaca,” kata Suryanto.
Pada rentang waktu 30 hari itu akan diadakan kompetisi kecil bagi anak yang berhasil membuat peta cerita terbanyak. Pemenang akan diberi kesempatan bertemu langsung dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerima hadiah apresiasi.
”Yang dinilai adalah konsistensi anak dalam membuat peta cerita. Aspek baik dan buruk tidak dinilai karena kami percaya semua karya anak adalah baik adanya,” ujar Nandha.