Penggunaan elpiji bersubsidi di Kabupaten Cilacap mencapai 90 persen dari total kebutuhan pada 2018 sebanyak 15.180.684 tabung. Pengawasan distribusi epliji bersubsidi agar tepat sasaran perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat untuk melaporkan juga diperlukan karena potensi penyelewengan masih berpotensi terjadi.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Penggunaan elpiji bersubsidi di Kabupaten Cilacap mencapai 90 persen dari total kebutuhan pada 2018 sebanyak 15.180.684 tabung. Pengawasan distribusi elpiji bersubsidi agar tepat sasaran perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat untuk melaporkan diperlukan karena potensi penyelewengan masih berpotensi terjadi.
”Satgas elpiji ada di tingkat pemerintah provinsi. Cuma mungkin karena terlalu banyak penggunaan yang tidak tepat, jadi belum optimal. Karena sekalinya disidak, bulan depan mereka tetap balik ke elpiji bersubsidi," kata Senior Supervisor Communication Pertamina Marketing Operation Region IV Arya Yusa Dwi Candra, Kamis (28/3/2019), di Maos, Cilacap, Jawa Tengah.
Arya mengatakan, untuk mencegah penyelewengan penggunaan elpiji bersubsidi, pihak Pertamina bekerja sama dengan aparat kepolisian serta dinas perdagangan dan perindustrian setempat. Pihak Pertamina tidak punya wewenang menindak, hanya bisa memberikan informasi lokasi mana yang diduga melakukan penyelewengan tersebut. ”Pangkalan sering kosong, sering kehabisan elpiji dan ada indikasi, misalkan diselewengkan, laporkan ke nomor telepon 135, agar kami menginspeksi pangkalan tersebut,” ujar Arya.
Arya berharap, masyarakat yang mampu membeli elpiji nonsubsidi tetapi masih membeli elpiji bersubsidi segera sadar karena hal itu bukan haknya. ”Ini kembali lagi soal kesadaran ada pihak-pihak di luar sana yang lebih berhak menggunakan elpiji 3 kilogram,” katanya.
PT Pertamina hadir di kantor Kecamatan Maos dalam rangka sosialisasi penggunaan elpiji secara baik dan benar. Warga yang hadir sekitar 50 orang dari Desa Karangreja dan Kelapagada. ”Sosialisasi ini sebenarnya sebagai tindak lanjut Pertamina untuk memberikan edukasi secara terus-menerus kepada masyarakat agar menggunakan elpiji secara baik dan benar. Beberapa waktu lalu terjadi beberapa insiden di kota lain akibat penggunaan elpiji yang kurang baik. Contohnya, regulator yang tidak sesuai SNI,” tuturnya.
Sales Executive LPG Rayon VII Pertamina Agung Surya Pranata saat memberikan paparan tentang penggunaan elpiji secara baik dan benar menekankan sejumlah hal, seperti pentingnya menggunakan regulator SNI. Harganya berkisar Rp 100.000-Rp 200.000. Namun, ada penjual regulator yang menjual dengan harga Rp 400.000.
Selain itu, pastikan selang regulator tidak tertekuk, tertindih, dan harus dilengkapi dengan klem. Tabung elpiji harus ditempatkan di ruangan dengan sirkulasi udara baik untuk mencegah konsentrasi gas jika terjadi kebocoran.
Agung mengatakan, kebakaran rumah akibat kebocoran elpiji biasanya terjadi pada malam atau pagi hari setelah anggota keluarga bangun tidur. Menurut Agung, hal itu disebabkan oleh kebiasaan yang kurang tepat setelah bangun tidur, yaitu menyalakan lampu. ”Setelah bangun tidur, biasanya indera penciuman belum berfungsi dengan baik untuk mendeteksi bau kebocoran elpiji. Jika ada nyala lampu dalam kondisi kebocoran elpiji, bisa memicu kebakaran. Jadi, kebiasaan yang perlu dilakukan setelah bangun tidur adalah membuka pintu dan jendela agar terjadi sirkulasi udara yang baik,” paparnya.
Pada sosialisasi itu, sejumlah ibu diminta praktik memasang selang regulator. Pertamina juga memberikan hadiah elpiji 5,5 kilogram nonsubsidi kepada warga yang bisa menjawab pertanyaan kuis yang diajukan. Pada akhir sosialisasi, beberapa warga tampak antusias menukarkan tabung elpiji 3 kilogram subsidi dengan elpiji 5,5 kilogram nonsubsidi.
Suryaningsih (64), warga Desa Karangreja, mengatakan, dirinya sudah memakai elpiji sejak 2008 dan tidak mengalami kesulitan berarti dalam pemasangan dan penggunaan. Hanya kadang-kadang regulator tidak langsung bisa terpasang dengan rapat. ”Saya pakai elpiji 3 kilogram dan elpiji 12 kilogram karena ada usaha membuat kue kering saat Lebaran,” kata Suryaningsih.