Lokasi Binaan Sepi, Pedagang di Kota Tua Kembali Berjualan di Pinggir Jalan
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pedagang mengeluhkan Lokasi Binaan Taman Kota Intan di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat, sepi pembeli. Sepinya lokasi binaan membuat para pedagang merugi sehingga mereka mencari jalan keluar dengan berjualan di pinggir jalan.
Sepinya lokasi binaan (lokbin) terlihat pada Rabu (27/3/2019) pukul 14.00 WIB. Ada puluhan kios makanan dan pakaian yang tutup di sekitar kawasan tersebut. Sementara itu, hanya ada sejumlah pedagang yang masih berjualan karena lapak mereka dekat dengan jalan raya.
Rizky (30), penjual pakaian di lokasi binaan, mengatakan, kondisi lokbin yang sepi ia alami sejak 2018. Kios dagang seperti miliknya berada di sudut lokbin yang jauh dari jangkauan pengunjung. Bahkan, dalam sehari, kiosnya sama sekali tidak mendapat untung.
Hal itu membuat Rizky dan seluruh pedagang memilih berjualan di luar kawasan lokbin. Sekitar pukul 16.00 WIB, pedagang di lokbin mulai menuju ke sekitar Jalan Kunir dan Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat.
”Ya, mau bagaimana? Kita berjualan di lokbin juga enggak menghasilkan untung. Tunggakan pun jadinya tidak terbayar,” tutur Rizky.
Herni (39), pedagang pakaian lainnya, mengaku lebih untung apabila berjualan di pinggir jalan. Setiap hari, ia dapat menjual sekitar 5 lusin kaus bertemakan Kota Jakarta dengan omzet sedikitnya Rp 500.000.
Berbeda dengan saat akhir pekan, penjualannya sehari bisa menghasilkan omzet Rp 2 juta. Hal ini dianggapnya lebih menguntungkan dibanding berdagang di lokbin.
”Dulu, pedagang dijanjikan kalau lokbin akan menjadi kawasan singgah bagi pengunjung. Ini sudah hampir setahun, pengaturan parkir di lokbin tidak jelas. Jualan di pinggir jalan saja masih dapat untung lebih besar,” kata Herni.
Kawasan terpusat
Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat Nuraini Silviana mengatakan, Lokbin Taman Kota Intan direncanakan sebagai kawasan terpusat bagi pedagang di Kota Tua. Namun, hal yang menjadi kendala adalah pedagang liar masih dibiarkan berjualan di sekitar Kota Tua.
Hal itu juga yang membuat para pedagang binaan enggan membayar sewa. Hingga Februari 2019 tercatat tunggakan sewa di Lokbin Taman Kota Intan sebesar Rp 646 juta dari sekitar 360 pedagang binaan.
Ia mengatakan, tim dari pemerintah kota saat ini sedang fokus pada pendataan pedagang liar di pinggir jalan kawasan Kota Tua. Sebagian besar pedagang ini bukan pedagang asli dari DKI Jakarta.
”Kami akan data kembali para pedagang ini. Selanjutnya, kami akan merencanakan proses evaluasi ketat pada sejumlah pedagang untuk dapat direlokasi ke lahan alternatif,” kata Silvi.
Mengenai relokasi pedagang, Direktur Utama PT Pembangunan Kota Tua Jakarta Yayat Sujatna mengatakan, Gedung Tjipta Niaga di Kota Tua dapat dimanfaatkan sebagai lahan alternatif. Gedung ini dapat dimanfaatkan sebagai sentra jajanan dan cendera mata dari pedagang lokal.
”Kalau memang Suku Dinas KUMKMP Jakarta Barat berkomitmen memajukan pedagang, kami bisa saja memberikan lahan di Gedung Tjipta Niaga. Yang penting, pedagang ini sudah pasti akan dibina dan ditata oleh Suku Dinas KUMKMP Jakarta Barat,” ucap Yayat.
Ia mengatakan, lokasi berjualan yang resmi di Kota Tua juga akan membuat pedagang ”naik kelas”. Lokasi ini nantinya dapat dipromosikan secara resmi oleh pihak Kota Tua.
”Tanpa bermaksud mengapitalisasi, saya pikir pedagang dapat lebih aman dan nyaman dengan format seperti itu. Namun, tentunya, semua dikembalikan kepada pihak suku dinas terkait," ujar Yayat. (ADITYA DIVERANTA)