JAKARTA, KOMPAS — Tim Kampanye Nasional Pasangan Calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyerukan kepada para pendukung bergerak sambil mengenakan baju putih sebagai simbol ketulusan. Selain itu, gerakan berbaju putih itu juga akan menjadi simbol gerakan melawan golongan putih.
Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni mengatakan, gerakan berbaju putih tersebut, terutama saat hari pencoblosan, diharapkan mampu menjadi semacam ”kartu truf” bagi Jokowi-Amin. Pada saat-saat terakhir, gerakan itu diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri para pemilih yang masih ragu.
”Kami berharap ada efek elektoral di detik-detik terakhir saat orang berbondong-bondong mengenakan baju putih ke TPS,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Pada saat-saat terakhir, gerakan tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri para pemilih yang masih ragu.
Selain karena pada surat suara Jokowi-Amin juga akan mengenakan baju putih, alasan lain dari gerakan itu karena warna putih memiliki makna yang khas. Pandangan filosofi yang terkandung dalam warna putih sebagai perlambang niat dari Jokowi-Amin dalam Pemilu 2019.
”Putih adalah bersih dan suci, itulah niat dari Jokowi-Amin dalam membangun bangsa ini,” ungkap Raja.
Menurut Raja, seruan tersebut beberapa kali sudah disampaikan secara langsung oleh Jokowi dalam beberapa kegiatan kampanyenya. Instruksi juga sudah diberikan kepada semua partai politik, saksi, dan sukarelawan. Termasuk juga kepada setiap regu gerakan pemilih.
Meski nantinya akan mengenakan baju putih, regu gerakan pemilih mendapat mandat memerangi golongan putih (golput). Mereka bertugas mengajak masyarakat di tingkat tempat pemungutan suara untuk hadir dan memilih Jokowi-Amin di bilik suara.
”Pada regu gerakan pemilih ada yang bertugas menjadi saksi. Ada juga yang bertugas mengajak pemilih datang ke TPS,” ungkap Raja.
Wakil Sekretaris TKN Ahmad Rofiq menambahkan, regu gerakan pemilih tersebut tidak hanya akan mengenakan putih saat di TPS. Saat bergerak dari pintu ke pintu dan meramaikan kampanye, mereka juga akan mengenakan baju putih. Rofiq memperkirakan jumlah regu gerakan pemilih di setiap TPS ada sekitar 100-150 orang.
Tidak hanya itu, semua unsur tim pemenangan Jokowi-Amin juga akan melakukan hal yang sama untuk menunjukkan kekompakan. ”Gerakan ini menjadi spirit perjuangan yang sama untuk semua,” kata Rofiq.
Menurut dia, putih bukan hanya sekadar warna, melainkan sudah menjadi bagian dari simbol pergerakan. Ia menganggap warna putih hanya cocok untuk orang-orang yang jauh dari prasangka buruk. ”Putih itu berarti suci, terang, teduh dan menang,” kata Rofiq.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Hasto Kristiyanto, juga menyerukan hal yang sama kepada para regu gerakan pemilih, saksi, dan simpatisan. Menurut dia, warna putih telah mencerminkan politik mereka yang berkeadaban.
Warna putih telah mencerminkan politik mereka yang berkeadaban.
Oleh karena itu, tepat jika dalam setiap kampanye, Jokowi selalu menegaskan bahwa Putih adalah Kita. ”Putih tidak bisa dipakai oleh orang yang berkelakuan hitam. Apa itu kelakuan hitam? Fitnah, bicara tanpa budi pekerti, hoaks, dan berbagai bentuk racun peradaban yang anti-kemanusiaan,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya. (FAJAR RAMADHAN)