Ujian di Mentawai Masih Berbasis Kertas dan Pensil
Siswa di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer yang mulai digelar pada Senin (25/3/2019). Siswa masih menggunakan sistem ujian nasional berbasis kertas dan pensil.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Siswa sekolah menengah kejuruan, baik negeri maupun swasta, di Sumatera Barat, Senin (25/3/2019), mulai mengikuti ujian nasional. Dari 19 kabupaten/kota di provinsi itu, hanya Kabupaten Kepulauan Mentawai yang belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer sehingga siswa masih menggunakan sistem ujian nasional berbasis kertas dan pensil.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, seusai memantau pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sejumlah SMK di Kota Padang, mengatakan, total peserta ujian nasional 26.820 siswa. Dari jumlah itu, 110 siswa dari tiga SMK di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menggunakan sistem ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
”Di Mentawai, listrik belum stabil. Begitu juga dengan jaringan internet. Tetapi, kami upayakan agar tahun depan atau 2020 UNBK bisa dilakukan di sana,” kata Nasrul.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Burhasman Bur menambahkan, total SMK yang menyelenggarakan ujian nasional pada 25-28 Maret 2019 sebanyak 204 sekolah, terdiri atas 107 SMK negeri dan 97 SMK swasta. Tiga SMK yang tidak bisa melaksanakan UNBK di Kepulauan Mentawai termasuk SMK negeri ialah satu di Pulau Sipora dan dua di Pulau Siberut.
”Terkait dengan listrik memang bukan kewenangan kami. Tetapi, kami akan berkoordinasi dengan PT PLN dan PT Telkom untuk mempercepat hal itu. Apalagi, bukan hanya SMK, siswa SMA juga belum bisa (melaksanakan) UNBK di Mentawai,” kata Burhasman.
Kabupaten Kepulauan Mentawai terletak sekitar 200 kilometer dari daratan Sumatera Barat atau Padang. Wilayah itu bisa dijangkau dengan kapal cepat atau kapal penyeberangan milik PT ASDP. Saat ini, selain aksesibilitas, konektivitas memang menjadi masalah yang dihadapi masyarakat.
Berjalan lancar
Burhasman mengatakan, dari pantauan langsung di tiga SMK di Kota Padang, UNBK berjalan lancar. Salah satu hal yang paling dikhawatirkan adalah koneksi pertama ketika siswa mengakses soal. ”Tetapi, selain pengawas, di setiap ruang kami menyiapkan teknisi yang akan membantu jika terjadi masalah,” katanya.
Kepala SMK Negeri 9 Padang Ishakawi juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, peserta UNBK di sekolahnya 375 orang. Ada empat mata pelajaran yang diujikan selama empat hari ini, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.
”Semuanya masuk tepat waktu. Sejauh ini tidak ada kendala. Koneksi (internet) lancar di awal karena sehari sebelumnya kami sudah melakukan proses sinkronisasi. Untuk mengantisipasi listrik padam, kami siapkan mesin genset. Internet juga sudah mengunakan fiber,” kata Ishakawi.
Muhammad Jauhar Fachri (18), siswa Jurusan Perhotelan SMKN 9 Padang, mengatakan tidak ada kendala selama mengerjakan soal. Laman ujian bisa diakses dengan mudah. ”Tadi memang sempat ada dua komputer yang hang (gangguan). Tetapi, teknisi yang berjaga dengan cepat menanganinya,” kata Jauhar.