Muslim Indonesia di Los Angeles Berdoa untuk Korban Teror Christchurch
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
LOS ANGELES, KOMPAS — Serangan tembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru, pekan lalu, merupakan peristiwa yang sangat mengejutkan banyak pihak, terutama umat Islam yang berada jauh dari tanah air mereka. Keamanan masjid semakin ditingkatkan. Begitu pun kerukunan antarsesama dan dengan komunitas lain semakin dipelihara.
Di Masjid At Thohir, sebuah masjid yang dikelola komunitas Indonesia di jantung kota Los Angeles, Amerika Serikat, misalnya, penduduk sekitar tidak menyangka peristiwa teror terhadap umat Islam di Christchurch bakal terjadi. Pengurus masjid pun, sejak peristiwa itu, meningkatkan kegiatan monitor masjid untuk menjamin keamanannya.
”Keamanan, ketenteraman, dan kedamaian selalu kami jaga selama 24 jam. Dan, kami memang selalu waspada dengan hal-hal yang tidak kami inginkan,” kata Farhat Ambadar, Koordinator Bidang Dakwah Masjid At Thohir, seperti dilaporkan perwakilan komunitas Indonesia di Los Angeles, Erwina Hawadi-Anderson, Minggu (24/3/2019).
Selain meningkatkan penjagaan, masjid itu juga berkomitmen untuk terus menjaga kerukunan dengan warga serta komunitas sekitarnya. Masjid At Thohir memiliki ruangan aula, tempat shalat, dan ruangan lain yang dijadikan sebagai sekolah untuk anak-anak. Masjid itu berniat turut mengundang kaum non-Islam untuk hadir ke setiap acara yang diadakan di sana.
”Kerukunan bertetangga harus selalu kita jaga. Karena, bagaimanapun, tetanggalah yang juga turut andil dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan daerah sekelilingnya,” kata pria yang akrab disapa Avat itu.
Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, yang pekan lalu sedang berkunjung ke Amerika Serikat, menyempatkan diri untuk mampir ke Masjid At Thohir. Ia juga mengajak umat Islam Indonesia di sana untuk berdoa bersama untuk para korban serangan teror di Christchurch.
Masyarakat Muslim Indonesia di Los Angeles telah menunjukan rasa simpatik yang dalam bagi komunitas Muslim dan korban teror di Christchurch, Selandia Baru. Nasaruddin Umar mengajak umat Muslim Indonesia yang hadir pada malam itu untuk berdoa bersama. ”Mari kita menundukkan kepala sejenak dan berdoa bersama bagi saudara-saudara kita yang telah menjadi korban teror di Selandia Baru,” ujar Nasaruddin mengawali doanya.
Ia mengatakan, kejadian di Christchurch sungguh membuat umat Islam tertunduk dan berdoa agar Allah selalu melindungi umat Islam di mana pun mereka berada. Doa turut disampaikan kepada keluarga korban agar mereka diberikan ketegaran dalam menghadapi cobaan itu.
Renovasi gereja tua menjadi masjid
Nasaruddin kemudian menyatakan kekagumannya atas antusias dan semangat umat Islam Indonesia di Los Angeles dalam mengadakan berbagai kegiatan yang memberikan energi kehidupan pada Masjid At Thohir.
Masjid itu dikelola oleh organisasi nirlaba Indonesia Muslim Foundation. Masjid itu sebelumnya merupakan sebuah bangunan gereja tua bersejarah yang dibangun pada 1920-an.
Dengan bantuan seorang pengusaha bernama Boy Thohir, umat Islam Indonesia di Los Angeles berhasil membeli bangunan itu pada 2017. Saat ini bangunan gereja tua itu sedang direnovasi untuk menjadi bangunan berupa masjid.
”Dananya cukup besar untuk merenovasi bangunan ini. Namun, kami optimistis, bisa mencari dana untuk membangun sebuah masjid dari bangunan gereja ini,” kata salah satu pengurus Masjid At Thohir, Nies Hadi. Ia juga bertugas sebagai anggota di bidang penggalangan dana atau fundraising.
Untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan, pengurus masjid menggelar berbagai macam acara, seperti bazar mingguan, di mana mereka menjual makanan serta barang lain dari Indonesia. ”Alhamdulillah, antusias masyarakat Indonesia dan komunitas sekitarnya cukup tinggi dalam membantu masjid ini,” ujar Nies Hadi.
Selain mengumpulkan dana, kegiatan seperti itu juga merupakan upaya untuk menyatukan kebersamaan umat Islam Indonesia yang tinggal di California Selatan.
"California Selatan itu, kan, lebar banget dan jaraknya jauh-jauh pula. Makanya, dengan diadakan kegiatan mingguan ini, mereka senang sekali. Karena, letak masjid kita ini pas di jantung kota Los Angeles. Jadi, ceritanya jalan-jalan ke LA, sekalian mampir ke masjid. Gitu loh,” kata Ivana Lubis, Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat Masjid At Thohir.
Nasaruddin pun berjanji kembali berkunjung ke Los Angeles. Ia mendoakan agar keinginan umat Islam Indonesia merenovasi gereja tua itu menjadi masjid akan terwujud sesegera mungkin.