Mendung dan gerimis tidak menyurutkan ribuan orang untuk menyaksikan parade budaya dan karnaval mobil hias dalam Surabaya Vaganza 2019, Minggu (24/3/2019).
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Mendung dan gerimis tidak menyurutkan ribuan orang untuk menyaksikan parade budaya dan karnaval mobil hias dalam Surabaya Vaganza 2019, Minggu (24/3/2019), di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Surabaya Vaganza merupakan parade dan karnaval tahunan untuk menyambut Hari Ulang Tahun Kota Surabaya, yang tahun ini menginjak usia ke-736. Tahun ini festival dimeriahkan oleh karnaval 40 mobil hias dan 37 kelompok parade budaya. Rutenya dari Jalan Pahlawan (Tugu Pahlawan) sampai Jalan Raya Darmo (Kampus Santa Maria).
Iring-iringan festival melewati Jalan Pahlawan, Jalan Keramat Gantung, Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan Raya Darmo. Setelah finis, kendaraan hias meneruskan perjalanan sampai Masjid Al Falah untuk membongkar hiasan.
Adapun acara dimulai pukul 08.00 di Jalan Pahlawan. Menjelang dimulainya acara, warga sudah memadati sepanjang jalan yang akan dilalui karnaval dan parade. Mendung dan gerimis mewarnai pelaksanaan acara, tetapi tidak menyurutkan semangat warga untuk menyaksikan event tersebut.
Ada rombongan sepatu roda berkostum pahlawan super, pengibar bendera merah putih, dan marching band. Ada pula mobil jip berjanur kuning yang mengarak 13 wali kota yang sebelumnya mengikuti pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Regional IV.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, agenda tahunan ini menjadi bagian dari promosi pariwisata Kota Pahlawan, julukan Surabaya. ”Kegiatan seperti ini diharapkan meningkatkan kunjungan pariwisata ke Surabaya dan berkontribusi terhadap perekonomian warga,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Risma terus mengobarkan semangat kepada arek-arek Suroboyo, khususnya para pelajar agar melanjutkan perjuangan para pahlawan. Caranya, dengan tidak mudah menyerah dan terus belajar dengan tekun. Dengan begitu, mereka bisa berprestasi dan membuktikan bahwa Surabaya bisa menjadi bagian penting di dunia.
Saya berharap para orang tua, ayo dilanjutkan perjuangan para pahlawan dengan menjadikan anak-anak kita orang yang berhasil. Mari terus membuktikan kalau warga Surabaya bisa jadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri, bukan sebagai penonton
“Seluruh warga yang saya cintai, usia Kota Surabaya sudah sangat dewasa dan tua, karena itu ayo tidak boleh malas, harus kerja keras dan membuktikan seluruh warga Surabaya adalah cucu dan cicit para pejuang yang sudah mempertaruhkan kemerdekaan,” kata Wali Kota Risma.
“Saya berharap para orang tua, ayo dilanjutkan perjuangan para pahlawan dengan menjadikan anak-anak kita orang yang berhasil. Mari terus membuktikan kalau warga Surabaya bisa jadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri, bukan sebagai penonton,” ujarnya.
Wali Kota Risma menjelaskan, Surabaya Vaganza tahun ini lebih banyak budaya yang ditampilkan. Karena itu, melalui pawai budaya ini, ia ingin berbagai elemen masyarakat yang tinggal di Surabaya bisa terus rukun dan saling menghormati. “Jadi tahun ini lebih menonjol budaya dan saya berharap ini menjadi pemersatu dan warga juga tidak akan pernah mempermasalahkan lagi siapa, asal usul, agama dan suku,” jelasnya.
Menurutnya, dipilihnya tema Puspawarni dalam Parade Surabaya Vaganza tahun ini bertujuan untuk memupuk rasa persatuan berbagai elemen masyarakat yang ada di Surabaya. Ia berharap, masyarakat Surabaya dengan keberagaman suku, adat, dan budaya bisa terus rukun dan terus bergandengan tangan. “Jadi warga Surabaya bisa bergandengan tangan untuk bersama-sama membangun kota ini, jadi Puspawarni, tidak hanya bunga, tapi adalah budaya yang beragam,” ujarnya.
Bersih dan tertib
Sementara itu, Ketua Apeksi Regional IV Dewanti Rumpoko yang turun hadir dan mengikuti acara itu sangat mengapresiasi kegiatan Parade Surabaya Vaganza yang diselenggarakan oleh Pemkot Surabaya. Ia mengaku terkesima dengan berbagai suguhan kesenian budaya yang ditampilkan. “Selain acara sangat enak dinikmati ya drum band, kesenian apalagi parade bunganya sangat bagus," kata Wali Kota Batu ini.
Dewanti pun ingin mengadopsi cara Pemkot Surabaya dalam penyelenggaraan parade yang disiplin dan bersih. Ia berharap, masyarakat Kota Batu bisa meniru bagaimana warga Kota Surabaya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. “Mudah-mudahan Kota Batu besok akan meniru, terutama kerapian dan kebersihannya,” pungkasnya.
Soal kebersihan, warga Surabaya umumnya sangat peduli dengan kotanya. Begitu usai satu acara meski melibatkan ribuan massa, sampah yang bertebaran tidak akan banyak. Meski pun ada sisa sisa kotoran dari penyelenggaraan acara. "Dalam waktu lima menit kemudian semua sudah akan rapi dan bersih kembali. Lihat itu pasukan kuning sudah bergerombol dengan alat kerja masing-masing siap bekerja," ujar Fransiska (45), warga Surabaya yang menunggu karnala di Jalan Panglima Sudirman.