100 Atraksi Wisata Meriahkan Aceh Sepanjang Tahun 2019
Dulu Aceh ditakuti karena merupakan daerah bekas konflik bersenjata. Namun, saat ini provinsi paling barat Indonesia itu semakin nyaman untuk dikunjungi. Perdamaian memberikan berkah bagi pengembangan wisata.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Aceh meluncurkan kalender kegiatan wisata tahun 2019 di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jumat (22/3/2019) malam. Sebanyak 100 atraksi budaya, kuliner, dan wisata alam memeriahkan Aceh sepanjang tahun 2019. Kegiatan itu bagian dari promosi wisata untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke ”Bumi Serambi Mekkah” itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Jamaluddin, Sabtu (23/3/2019), menuturkan, peluncuran kalender wisata Aceh sebagai komitmen provinsi itu mendukung pengembangan wisata nasional. Tahun ini sebanyak 100 kegiatan wisata telah dipersiapkan untuk dihelat selama 2019. Peluncuran dilakukan oleh Pelaksana Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Kalender wisata Aceh 2019 dibagi dalam dua segmen, yaitu 10 kegiatan utama dan 90 kegiatan unggulan. Tiga kegiatan wisata Aceh juga masuk dalam 100 kegiatan wisata Wonderful Indonesia 2019, yakni Festival Kuliner Aceh, Festival Saman Gayo Alas, dan Festival Selam Aceh.
Menurut Jamaluddin, pariwisata Aceh semakin berkembang. Selain kunjungan semakin meningkat, kegiatan dalam kalender wisata tahunan juga semakin bertambah. ”Branding wisata Aceh di mata wisatawan semakin baik,” kata Jamaluddin.
Pasca-perdamaian Helsinki, Pemrov Aceh berjuang keras membangun citra positif ke dunia internasional. Dulu Aceh ditakuti karena merupakan daerah bekas konflik bersenjata. Namun, saat ini provinsi paling barat Indonesia itu semakin nyaman untuk dikunjungi. Perdamaian memberikan berkah bagi pengembangan wisata.
Pasca-perdamaian Helsinki, Pemrov Aceh berjuang keras membangun citra positif ke dunia internasional.
Usaha Pemprov Aceh menjadikan wisata sebagai salah satu sektor unggulan mulai menunjukkan hasil. Jumlah kunjungan wisata ke Aceh semakin meningkat. Pada 2016 jumlah kunjungan wisata 2,1 juta orang, naik menjadi 2,3 juta pada 2017. Pada 2018 kunjungan kembali naik menjadi 2,5 juta.
”Tahun ini kami target kunjungan mencapai 3 juta untuk wisatawan Nusantara dan 150.000 wisatawan asing,” kata Jamaluddin.
Sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam, Aceh berusaha menarik wisatawan Muslim dunia untuk berkunjung. Tahun 2018 kunjungan wisatawan Muslim mencapai 35.000 dan diharapkan naik menjadi 40.000 pada 2019. Kegiatan wisata Ramadhan, budaya meugang, dan kuliner yang dikemas dalam wisata halal.
”Kami telah mempromosikan destinasi wisata Aceh, baik alam, budaya, kuliner, tsunami, maupun sejarah, sehingga angka kunjungan wisatawan terus meningkat,” kata Jamaluddin.
Kepala Pemasaran Disbudpar Aceh Rahmadhani menambahkan, Pemerintah Aceh terus mengembangkan target pasar wisatawan. Beberapa hal dilakukan seperti meningkatkan pasar promosi di Timur Tengah, Thailand, dan Singapura.
”Wisatawan Nusantara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dari 2017 hingga 2018 tumbuh sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya,” kata Rahmadhani.
Pengelolaan potensi wisata dibagi empat bidang, yakin wisata bahari dan budaya; wisata alam, agro, dan olahraga; wisata bahari dan ekologi; serta wisata religi dan warisan sejarah. Dari empat bidang wisata itu, kata Rahmadhani, sebagian telah dikenal dunia, seperti tari saman, kopi arabika Gayo, dan Gunung Leuser.