HANOI, KAMIS — Timnas sepak bola U-23 Indonesia, yang dibentuk dari kesuksesan di Piala AFF U-22 2019, menghadapi tantangan baru yang tidak mudah. Mereka memburu tiket ke babak utama Piala Asia U-23 yang belum pernah dijalani tim ”Garuda Muda” sebelumnya.
Perjuangan mencuri tiket ke turnamen level Asia itu dimulai Jumat (22/3/2019) pukul 17.00 WIB ini di Hanoi, Vietnam. Tim ”Garuda Muda” akan menghadapi Thailand, tuan rumah Piala Asia U-23 2020, pada kualifikasi Grup K. Dua negara lain di grup itu adalah Vietnam dan Brunei Darussalam.
Indonesia selalu terhenti pada babak kualifikasi turnamen tersebut. Pada Piala Asia U-23 2016, Garuda Muda yang diasuh Aji Santoso kalah bersaing dari Korea Selatan dalam kualifikasi di Jakarta. Hal serupa terjadi pada 2018. Meskipun diasuh pelatih yang bernama besar, Luis Milla, Indonesia disisihkan Malaysia dan Thailand.
Indonesia menjadi satu-satunya tim besar di Asia Tenggara yang belum pernah tampil pada babak utama Piala Asia U-23. Thailand dan Vietnam adalah langganan turnamen itu, dengan dua kali ikut serta. Vietnam bahkan menorehkan capaian fenomenal pada 2018 dengan menembus final. Adapun Malaysia dan Myanmar masing-masing sekali tampil.
Tak heran, pada jumpa pers Kamis (21/3), pelatih timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri, terang-terangan menyebutkan target timnya adalah lolos ke babak utama. Target itu adalah target terbesar yang dipatok PSSI kepada tim asuhan Indra, selain meraih medali emas pada SEA Games Manila 2009.
”Semua persiapan sudah dilakukan. Pemain dalam kondisi bagus dan siap bertanding, termasuk melawan Thailand pada laga perdana besok,” ujar Indra seperti dikutip laman PSSI.
Untuk lolos ke babak utama yang diikuti 16 tim terbaik Asia, Indonesia minimal harus finis di peringkat kedua grup. Juara grup otomatis lolos ke Thailand, adapun tim peringkat kedua masih punya kans tampil pada putaran final itu. Hanya empat atau lima (jika Thailand finis di dua besar di Grup K) tim runner-up grup yang berhak meraih tiket tersisa.
Kesuksesan menjadi juara Piala AFF U-22 di Kamboja, akhir Februari, menjadi modal berharga Garuda Muda menghadapi kualifikasi Piala Asia U-23. Thailand dan Vietnam, dua calon lawan, pernah dikalahkan Garuda Muda. Indra pun mempertahankan mayoritas pemain timnas U-22, seperti Marinus Wanewar dan Luthfi Kamal.
Masalah Ezra
Garuda Muda bertambah kuat dengan kehadiran Eggy Maulana Vikri, Ezra Walian, dan Saddil Ramdani, tiga dari enam pemain baru di skuad Indra. Ketiga pemain yang berkarier di luar negeri itu absen pada Piala AFF 2019 karena tidak diizinkan klubnya masing-masing. Sayangnya, Ezra terancam absen di Vietnam karena masalah administrasi.
”Kami masih menunggu surat jawaban FIFA terkait dengan status Ezra enam jam sebelum laga perdana. Ia dipermasalahkan karena pernah membela timnas Belanda U-17. Seharusnya itu bukan lagi masalah karena ia telah beberapa kali tampil pada laga timnas,” ujar Indra.
Terlepas bisa tampil tidaknya Ezra hari ini, Osvaldo Haay, gelandang timnas U-23 Indonesia, berkata, timnya akan fokus ke pertandingan melawan Thailand. Ia mengakui, tim ”Gajah Perang” bukan lagi tim yang sama seperti saat dikalahkan di final Piala AFF U-22. ”Kami sudah melupakan kemenangan itu, apalagi skuad mereka tidak lagi sama. Mereka tim yang kuat, tetapi kami optimis bisa menang,” ujarnya.
Pelatih timnas U-23 Thailand, Alexandre Gama memang membongkar total skuadnya untuk Piala Asia U-23. Dari 23 nama, hanya enam yang tampil di final Piala AFF U-22 lalu. Menurut Gama, timnya akan memanfaatkan kualifikasi untuk mematangkan skuad barunya. Thailand memang dipastikan lolos ke babak utama sebagai tuan rumah, terlepas hasil pada babak kualifikasi itu.
”Kami datang ke sini tanpa tekanan. Namun, kami akan menunjukkan kualitas tim ini. Itu hal penting dalam upaya pengembangan (persiapan ke babak utama). Setiap tim di grup ini sangat berbahaya. Indonesia misalnya, juara Asia Tenggara. Kami menyegani mereka,” ujar Alexandre dikutip dari situs Federasi Sepak Bola Thailand.