Survei ”Kompas”, Kedua Kubu Yakin Persona Cawapres Dapat Menaikkan Elektabilitas
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dampak elektoral dari kedua calon wakil presiden, yakni Ma’ruf Amin dan Sandiaga Salahuddin Uno, saat ini masih di bawah sosok calon presiden. Namun, pada sisa 22 hari masa kampanye, tim sukses setiap pasangan meyakini persona yang melekat dalam diri cawapres dapat menaikkan elektabilitas.
Dampak elektoral kehadiran kedua cawapres bagi setiap pasangan ini ditunjukkan dari hasil survei Litbang Kompas yang dirilis Jumat (22/3/2019). Survei dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error +/- 2,2 persen.
Hasil survei menunjukkan, alasan responden memilih pasangan calon (paslon) karena sosok cawapres hanya sebesar 9,5 persen. Sementara 71,9 persen responden menyatakan memilih paslon karena sosok capres, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa 89,7 persen responden pendukung Jokowi menyatakan yakin dan makin yakin memilih Jokowi yang berpasangan dengan Amin. Sementara 92,6 persen responden pendukung Prabowo juga mengaku yakin memilih Prabowo setelah berpasangan dengan Sandiaga.
Pentingnya peran cawapres ini juga membuat Komisi Pemilihan Umum menghadirkan debat tersendiri yang mempertemukan Amin dan Sandiaga pada 17 Maret lalu. Debat antarcawapres ini diadakan dengan tujuan agar pemilih bisa melihat visi misi yang juga disampaikan secara utuh oleh tiap cawapres. Ini juga dapat menjadi referensi bagi para pemilih yang belum menentukan pilihannya.
Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, debat ketiga antar-cawapres juga sangat penting dalam menaikkan elektabilitas kedua pasangan. Penampilan kedua cawapres dalam debat dan sosok yang melekat dapat menjadi alternatif bagi publik jika enggan memilih kedua capres.
Persona cawapres
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Irma Suryani Chaniago, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, menyatakan, hasil survei Kompas akan digunakan sebagai tolok ukur TKN untuk meningkatkan kinerja dan kampanye di sisa waktu saat ini.
Selain itu, menurut Irma, penampilan Amin yang sangat menguasai konteks dalam debat cawapres juga dapat meyakinkan para pemilih yang sempat meragukan kemampuan Amin selama ini. Dia juga memastikan bahwa Amin akan tetap berkampanye sesuai personanya sebagai ulama yang santun dan berwibawa.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, mengatakan, sosok cawapres bagi BPN dapat menjadi peran yang sangat signifikan dalam merengkuh elektabilitas. Dia juga meyakini bahwa sosok Sandiaga yang muda dan berlatar belakang pengusaha akan menjadi daya tarik bagi pemilih milenial.
Hal tersebut juga tecermin dalam hasil Survei Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa Sandiaga unggul dari Amin di segmen pemilih mula (22 tahun ke bawah), milenial muda (22-30 tahun), milenial tua (31-40 tahun), dan generasi X (41-52 tahun).
Andre juga menegaskan bahwa Sandiaga merupakan pendamping capres dan tidak akan hanya dijadikan sebagai ”ban serep”. Jika terpilih nanti, Sandi dipastikan akan membantu Prabowo dalam mengeksekusi setiap program kerja dan janji politik yang telah disusun sebelumnya.
”Bagi kami, cawapres itu harus lebih muda dari Pak Prabowo untuk regenerasi kepemimpinan sehingga ada sosok pemimpin yang berkelanjutan. Jadi, Sandiaga bukan cawapres yang dipaksakan untuk membantu Pak Prabowo, tetapi mereka saling melengkapi,” ujarnya.