Bangunan cagar budaya yang digunakan sebagai tempat kegiatan sosial di Semarang terbakar. Selain pelayanan kesehatan terhenti, abu jenazah dan catatan leluhur juga musnah.
SEMARANG, KOMPAS Bangunan bersejarah yang berdiri tahun 1845, Kong Tik Soe, di Gang Lombok, Purwodinatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, hangus terbakar, Kamis (21/3/2019) subuh. Bangunan tersebut belakangan ini digunakan untuk kegiatan sosial, baik layanan kesehatan, kematian, maupun pendidikan.
Kepala Kepolisian Sektor Semarang Tengah Komisaris Adi Nugroho mengatakan, empat personel Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang menyelidiki penyebab kebakaran, termasuk memeriksa kamera pemantau (CCTV) di bangunan itu.
Kebakaran diduga akibat hubungan pendek arus listrik. ”Dalam bangunan banyak bahan mudah terbakar, seperti kayu, kertas, dan lilin,” ujar Adi.
Seorang penjaga, Thio Thiam Lay alias Sutiyono (82), meninggal tertimpa reruntuhan atap dan kayu yang terbakar. Kebakaran bisa diatasi sekitar pukul 06.00.
Bangunan cagar budaya yang terletak di tepi Kali Semarang itu bersebelahan dengan Kelenteng Tay Kak Sie. Dihubungi terpisah, sejarawan Semarang, Jongkie Tio, menuturkan, gedung itu berperan penting dalam sejarah perkembangan orang Tionghoa di Semarang.
”Sekitar akhir abad ke-19, gedung itu menjadi tempat pertemuan perwakilan orang Tionghoa dan para tokoh yang menangani hal-hal seperti pertengkaran antara orang Tionghoa dan pedagang Tionghoa ataupun etnik lain,” kata Jongkie.
Gedung itu juga digunakan sebagai ”pusat penerangan” bagi orang-orang Tionghoa yang datang dari daratan China. ”Mereka yang baru datang dan tidak memiliki keluarga bisa meminta keterangan, kemudian diarahkan,” ujarnya.
Kegiatan sosial
Sebelum terbakar, gedung berfungsi sebagai tempat kegiatan sosial, seperti pemeriksaan kesehatan dan akupunktur gratis. Karena tempat itu juga digunakan untuk pemeliharaan abu jenazah, akibat yang paling fatal dari kebakaran adalah musnahnya abu para leluhur. Selain itu, ratusan sinci (papan kayu kecil) bertuliskan nama orang dan tahun kematian hangus terbakar.
Menurut situs Tjie Lam Tjay, Kong Tik Soe berdiri akhir 1845. Gedung itu digunakan untuk memperingati budi baik serta kebajikan para leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat.
Yayasan Tjie Lam Tjay bergerak di bidang sosial, seperti balai pengobatan, sedangkan Yayasan Khong Kauw Hwee dalam bidang pendidikan. Ada sekolah gratis TK-SD-SMP Kuncup Melati di samping bangunan Kong Tik Soe.
Menurut Jongkie, pengurus yayasan belum tahu apa yang akan dilakukan. ”Tentu ada keinginan untuk membangun kembali, mengingat selama ini banyak warga memanfaatkan layanan kesehatan,” ujarnya.