PARIS, KAMIS — Bintang tim nasional sepak bola Perancis, Paul Pogba, membagikan hadiah kejutan kepada rekan setimnya menjelang laga perdana kualifikasi Piala Eropa 2020 melawan Moldova, Sabtu (23/3/2019) dini hari WIB. Hadiah berupa cincin berlian itu diharapkan bisa mengikat tali persaudaraan ”Les Bleus” setelah menjadi juara Piala Dunia Rusia 2018.
Pogba dan rekan-rekannya, seperti Antoine Griezmann, Hugo Lloris, dan N’Golo Kante, memamerkan cincin besar berhias safir, rubi, dan berlian tiga karat lewat akun Instagram-nya, Jumat. Hampir semuanya tersenyum dengan hadiah Pogba itu di sela-sela latihan timnas Perancis.
”Ini pemberian kecil setelah menjuarai Piala Dunia dengan pemain-pemain hebat. Saya memang menganggap mereka seperti saudara. Ini sebagai pengingat bahwa kami tidak bermain sendirian. Kami tidak akan pernah juara jika sendiri-sendiri,” ujar Pogba yang sangat terkesan dengan dukungan timnya ketika ia banyak dikritik publik.
Pogba terinspirasi dari kompetisi bola basket Amerika Serikat, NBA, dalam membuat cincin yang didesain perusahaan perancang ternama, Jason of Beverly Hills, itu. Tidak seperti NBA, para pemenang Piala Dunia tidak mendapatkan cincin berlian, tetapi medali emas. Ia berharap cincin itu kian mengikat tali kekeluargaan mereka.
Kekompakan selama ini memang seolah menjadi hal ”mahal” di tim seperti Perancis yang bertabur bintang. Pada masa lalu, kehebatan Les Bleus kerap dirongrong masalah internal, yaitu konflik dan perpecahan personel. Seperti pada Piala Dunia Korea dan Jepang 2002, tidak terlihat lagi kekompakan tim yang menjadi juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Mereka kandas di penyisihan grup tanpa membuat satu gol pun.
Hal serupa terulang pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Situasi saat itu bahkan jauh lebih buruk. Para pemain saling curiga dan melakukan mogok memprotes pelatih Raymond Domenech. Perancis pun pulang dini dan menjadi juru kunci tanpa satu kemenangan pun pada penyisihan Grup A di bawah Uruguay, Meksiko, dan tuan rumah Afrika Selatan.
Menurut Pogba, situasi di Les Bleus saat ini berbeda ketimbang pada era-era terdahulu. Timnas Perancis diklaimnya masih lapar gelar dan punya semangat kekompakan. ”Tidaklah mudah membuat target baru setelah menjuarai Piala Dunia. Namun, kami adalah profesional. Kami ingin terus menang dan finis teratas di penyisihan grup (kualifikasi Piala Eropa),” ujar bintang Manchester United itu.
Pada kualifikasi itu, Perancis tergabung bersama Moldova, Eslandia, Turki, Albania, dan Andorra, di Grup H. Hanya dua tim teratas yang berhak lolos otomatis ke babak utama Piala Eropa 2022. Dalam menghadapi kualifikasi ini, Pelatih Perancis Didier Deschamps tidak lupa melakukan penyegaran. Sejumlah pemain yang absen di Rusia, seperti Kingsley Coman dan Anthony Martial, dipanggil kembali oleh Deschamps.
”Kami harus menjalani setiap laga dengan fokus dan tetap termotivasi. Saya kira tim ini masih lapar gelar. Namun, hal besar pertama yang harus kami lakukan adalah lolos (ke putaran final Piala Eropa 2020),” ujar Coman. (AFP/Reuters)