JAKARTA, KOMPAS— Tim kampanye pasangan calon peserta Pemilihan Presiden 2019 akan semakin mengoptimalkan peran calon wakil presiden di masa kampanye rapat umum pada 24 Maret-13 April mendatang. Di tengah kian menyempitnya ruang kontestasi di antara dua pasangan calon, peran cawapres masih bisa diperkuat untuk ikut menentukan kemenangan.
Peran cawapres yang masih bisa diperkuat ini tergambar dari hasil survei Litbang Kompas pada akhir Februari hingga awal Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error +/- 2,2 persen. Sebanyak 71,9 persen responden menyatakan memilih karena sosok calon presiden (capres). Sedangkan alasan memilih karena sosok cawapres masih relatif rendah, yakni 9,5 persen.
Survei juga menunjukkan ruang kontestasi di antara dua pasangan calon peserta Pemilihan Presiden 2019 itu kini semakin menyempit. Elektabilitas pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Ma’ruf Amin kini 49,2 persen, berselisih 11,8 persen dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang elektabilitasnya 37,4 persen. Pada survei Oktober 2018, selisih elektabilitas kedua pasangan adalah 19,9 persen.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, Kamis (21/3/2019), di Jakarta, menuturkan, meski bintang utama dalam panggung pilpres adalah capres, peran cawapres tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi jika cawapres tersebut telah memiliki basis pemilih dan spesialisasi isu spesifik.
Terkait hal itu, jika ingin mengejar capaian elektabilitas di masa kampanye yang tersisa, setiap paslon perlu berbagi peran mulai dari segmen pemilih, wilayah kampanye, hingga fokus isu. Dengan demikian, lebih banyak isu dan lapisan masyarakat yang bisa disentuh.
”Bagi peran ini khususnya dalam hal positioning paslon terhadap isu. Misalnya, di paslon 02, Sandi banyak bicara soal isu lapangan kerja, kewirausahaan, sementara di paslon 01, Amin bisa bicara spesifik soal pembangunan ekonomi syariah. Jadi, kuncinya pada pembagian peran dengan capres masing-masing,” ujarnya.
Pembagian peran ini membuat Amin dan Sandi akan memperbanyak kampanye ke daerah guna menggarap segmen pemilih tertentu.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan, Jokowi akan lebih banyak berkampanye di segmen pemilih muda dan perempuan. Sementara Amin akan memperkuat basis pendukung Islam dan kelompok santri.
Pada masa kampanye rapat umum, Amin akan turun di daerah-daerah di mana elektabilitas Jokowi-Amin masih rendah. Selain DKI Jakarta, Banten, Tangerang, dan Jawa Barat, Amin juga akan berkampanye di Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Riau.
Hasto menyatakan, Amin tak sekadar pendamping atau ”lapis kedua” Jokowi, tetapi juga ikut mengisi kekurangan elektoral Jokowi di beberapa segmen pemilih. Kontribusi Amin pada elektabilitas Jokowi-Amin diyakini semakin meningkat seusai penampilannya di debat ketiga Pilpres 2019 yang mempertemukan dua cawapres pada 17 Maret lalu.
”Terbukti setelah debat cawapres. Reaksi spontan masyarakat, ’Wah, ternyata Kiai Ma’ruf Amin itu bermutu.’ Sebelum itu banyak yang tak tahu panjangnya pengetahuan Kiai Ma’ruf Amin,” kata anggota Dewan Penasihat TKN Jokowi- Amin, Muhaimin Iskandar.
Direktur Relawan TKN Maman Imanulhaq memprediksi, penampilan Amin di debat ketiga pilpres itu bisa menggaet calon pemilih yang saat ini masih gamang atau belum menentukan pilihan.
Maman meyakini, daya tarik Amin di segmen pemilih dan wilayah tertentu bisa membantu meningkatkan elektabilitas Jokowi-Amin. ”Di beberapa daerah, seperti Tasikmalaya dan Garut, ada yang mengatakan memilih Jokowi-Amin karena ada Kiai Ma’ruf Amin,” ujarnya.
Guna semakin mengoptimalkan kontribusi elektoral Amin, lanjut Maman, jaringan sukarelawan Amin juga akan semakin gencar bergerak di daerah. Selama ini kelompok sukarelawan Amin banyak bergerak di kelompok pemilih pemula dan muda.
Generasi milenial
Sandi juga akan meningkatkan intensitas berkampanyenya. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil A Simanjuntak, mengungkapkan, Sandi akan menggencarkan kampanye di kalangan generasi milenial dan emak- emak yang selama ini jadi target basis suara Sandi. Program kerja yang ditawarkan Prabowo- Sandi, lanjutnya, memang menyasar dua kalangan itu.
”Bang Sandi akan kampanye secara tersegmentasi dengan menawarkan dua program utama, yaitu menghadirkan harga terjangkau dan penyediaan lapangan kerja untuk warga negara sendiri. Kedua program itu sangat dibutuhkan oleh emak- emak dan anak muda saat ini,” kata Dahnil.
Dalam hasil survei Litbang Kompas, Maret 2019, pemilih yang berusia di bawah 22 tahun lebih banyak memilih Prabowo- Sandi. Sementara di kategori usia lainnya lebih banyak memilih Jokowi-Amin.
Menurut Dahnil, Prabowo- Sandi akan saling melengkapi dalam upaya peningkatan elektabilitas. Kemudian, untuk kampanye rapat umum, Prabowo-Sandi akan terlibat langsung sehingga tak ada yang lebih dominan ketika berkampanye di hadapan masyarakat.
Prabowo-Sandi akan memulai kampanye rapat umum di Sragen, Jawa Tengah, Senin pekan depan. Jawa Barat akan menjadi destinasi pamungkas kampanye akbar Prabowo-Sandi, 13 April.