BRISBANE, KAMIS - Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan Kamis (21/3/2019) bahwa pandangan anti-Australia Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sudah lebih “moderat” setelah ia melontarkan protes keras pada Rabu. Pernyataan Morrison langsung mendinginkan ketegangan diplomatik Australia dan Turki yang dipicu oleh komentar Erdogan ketika ia berkampanye di kota Eregli Senin lalu, tiga hari setelah serangan teroris yang dilakukan oleh seorang warga Australia di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang.
Erdogan yang menghadapi pemilu lokal pada 31 Maret mendatang menyatakan siapa pun yang datang ke Turki dengan sentimen anti-Muslim akan dikirim balik dalam peti mati, ”seperti kakek mereka” selama perang di Gallipoli.
Ribuan tentara Australia tewas di Gallipoli pada Perang Dunia I tetapi hanya seorang perwira yang pulang dengan peti mati. Sisanya dikubur di Turki. Hubungan Turki, Australia dan Selandia Baru umumnya baik. Setiap tahun ribuan orang Australia dan Selandia Baru mengunjungi Turki untuk memperingati perang di Gallipoli.
“Sudah menjadi maksud saya untuk memutus rantai irasional dalam menyelesaikan persoalan secara praktis dengan bereaksi keras dan jelas atas komentar yang menyakitkan itu,” tutur Morrison seperti dikutip Financial Review.
“Sekarang saatnya untuk membangun hubungan secara konstruktif. Saya tekankan lagi bahwa hubungan Australia dan Turki, dan rakyat kedua negara, sangat erat karena sudah terbangun selama beberapa generasi.”
Salah paham
Jurubicara kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, Kamis, mengatakan komentar Erdogan “sialnya telah diambil di luar konteks” ketika ia sepertinya mengancam orang Australia dan Selandia Baru.
Altun mengatakan Erdogan sebenarnya sedang mengulas “manifesto” sang teroris yang dimuat di media online sebelum data ini dihapus, dan ia memberikan komentarnya dalam kerangka sejarah penyerangan terhadap Turki.
“Turki selalu terbuka dan menjadi tuan rumah yang baik bagi pengunjung Anzac,” tutur Altun di cuitannya seperti dikutip ABC, “manifesto teroris itu sebenarnya tidak saja menarget Erdogan sendiri tetapi juga rakyat Turki dan negara Turki.”
Anzac (Australia and New Zealand Army Corps) merupakan gabungan tentara Australia dan Selandia Baru yang berperang di Galipoli.
“Ketika dia berbicara di peringatan Cankkale (Gallipoli), dia berkomentar dalam konteks sejarah serangan terhadap Turki di masa lalu dan sekarang,” ujar Altun merujuk Erdogan. Altun memberikan terjemahan alternatif yang menyiratkan Erdogan merujuk pada orang yang mau “menduduki tanah” kita ketika dia berbicara soal peti mati.
Dalam kampanyenya Erdogan berkali-kali menayangkan klips video yang diduga direkam oleh teroris pada saat menembaki orang yang sedang berdoa dan mengecam kebencian dan prasangka terhadap Islam yang menurutnya mulai marak.
Peredangan ketegangan itu terjadi sesudah Marc Innes Brown, duta besar Australia untuk Turki, bertemu dengan pejabat-pejabat senior di kantor kepresidenan Turki pada Rabu.
Financial Review melaporkan, pejabat-pejabat Turki secara pribadi menyampaikan mereka terkejut ketika komentar Erdogan bergulir menjadi berita dunia padahal itu ditujukan bagi warga lokal dan karenanya diambil di luar konteks.
Mereka memuji perlakuan Australia terhadap orang Turki yang tinggal di Australia dan menyinggung hubungan akrab kedua negara, sambil menekankan bahwa orang Australia dan Selandia Baru selalu diterima dengan tangan terbuka pada setiap peringatan Hari Anzac yang jatuh pada tanggal 25 April. Pada hari itu ribuan orang Australia dan Selandia Baru mengunjungi Gallipoli.
Pejabat-pejabat Australia paham komentar Erdogan disampaikan dalam kampanye pemilu lokal ketika Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpinnya diperkirakan akan kalah.
Innes-Brown menekankan pentingnya menghentikan penayangan klips video tentang serangan terror itu dalam kampanye Erdogan maupun oleh jaringan televisi pemerintah.
Pedoman bepergian (travel advice) yang kini masih berstatus hati-hati akan disimak kembali. Setingkat di atas status ini akan menyarankan warga Australia untuk menimbang kembali rencananya untuk ke Turki.
Morrison sempat memanggil Duta Besar Turki untuk Australia Korhan Karakoc ke Gedung Parlemen di Canberra, sedangkan Selandia Baru mengirim Menteri Luar Negeri Winston Peters ke Turki.
Sebelum memberikan reaksi kerasnya pada Rabu (20/3), Morrison bertemu dengan Pimpinan Angkatan Bersenjata Angus Campbell, Kepala Polisi Federal Andrew Colvin, Menteri Luar Negeri Marise Payne, Menteri Pertahanan Christopher Pyne serta para pemimpin komunitas Turki.